KAMPUNG TEMPE : Wakil Rektor I UMM bersama peserta NUNI di kampung Tempe Beji. (duta.co/dedik ahmad)

MALANG  | duta.co – Generasi  Y dan Z sedang menghadapi masalah yang menantang hingga saat ini. Hal ini terutama berkaitan dengan bagaimana komunitas berkembang sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah satu topik yang muncul untuk meningkatkan kualitas hidup mereka adalah konsep Socio-ecopreneurship. Dengan demikian, socio-ecopreneur datang sebagai peluang yang menjanjikan.

“Socio-ecopreneur merupakan generasi baru wirausaha, yang menyoroti peran mereka sebagai agen perubahan sosial,” demikian disampaikan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr. Syamsul Arifin MSi saat menjelaskan latar belakang penyelenggaraan Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) 2019, 2-4 Oktober 2019 lewat tema besar menyiapkan milenial menjadi socio-ecopreneurship.

“Salah satu aksi yang dapat dilakukan yakni dengan membiasakan dan melibatkan generasi muda dengan gagasan socio-ecopreneurship yang diharapkan dapat menghasilkan individu-individu yang memiliki motivasi dan dorongan diri dengan kesadaran sosial dan komitmen sosial yang tinggi,” kata Syamsul. Agenda ini akan diisi dengan Student Camp, Presidential Forum, NUNI Meeting, serta Networking Dinner.

“Kesadaran sosial dan komitmen sosial yang tinggi, sambung Syamsul, yang dilengkapi dengan dorongan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan sosial atau memperbaiki masalah sosial dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmu dan kepekaan, empati, pembuatan ide, membuat prototype dan kesediaan membantu sesama adalah kekuatan pendorong dari proses ini,” tandas Syamsul di ruangannya, Selasa (1/10) siang.

Materi Student Camp sendiri berisi tentang design thinking untuk problem solving terhadap permasalahan yang dihadapi Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan basis kewirausahaan. Peserta Student Camp NUNI 2019 adalah dari mahasiswa yang terdiri dari 21 universitas dengan total 63 peserta. Student Camp akan diadakan di wilayah binaan UMM, yakni Kampung Hijau “Tempenosaurus”, Desa Beji, Kota Batu.

Sementara, materi Presidential Forum berisi kebijakan-kebijakan di lingkup pendidikan tinggi untuk pengembangan perguruan tinggi. Peserta Presidential Forum adalah seluruh rektor perguruan tinggi yang menjadi anggota NUNI. Sedangkan peserta NUNI Rector Meeting adalah para Rektor/Direktur/Sederajat anggota NUNI. Dan, peserta NUNI Staf Meeting adalah staf masing-masing perguruan tinggi anggota NUNI.

Dijadikannya UMM sebagai tuan rumah penyelenggaraan NUNI 2019 ini, tak lepas dari kiprah UMM yang senantiasa mengabdikan diri pada masyarakat. Utamanya melalui konsep eko-wisata atau pemanfaatan potensi daerah dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Kampung Hijau “Tempenosaurus” yang dijadikan venue penyelenggaraan Student Camp 2019 sebagai percontohan pendampingan yang dilakukan UMM.

Jauh sebelum viralnya Kampung Hijau “Tempenosaurus”, UMM sebelumnya juga sudah melakukan pendampingan  di salah satu wilayah kumuh di Kota Malang, yakni di Jodipan, Kecamatan Blimbing melalui branding Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ). Pendampingan yang berangkat dari praktikum mahasiswa Ilmu Komunikasi ini berhasil menaikkan taraf hidup masyarakat hingga keberhasilannya dilirik mancanegara. (dah)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry