SURABAYA | duta.co – Tiga warga Kabupaten Pasuruan melaporkan dugaan politik uang pada Pemilu 2024 di Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan bukti video, mereka melaporkan kejadian ini ke Bawaslu Kabupaten Pasuruan.
“Mereka mendapatkan video yang memperlihatkan adanya orang yang bagi-bagi uang ke warga dan menyuruh untuk memilih untuk ke salah satu caleg dari Partai berlambang banteng. Karena tidak tahu mekanisme pelapoan ke Bawaslu maka kami membantu oelaporannya sebagai kuasa hukum,” ucap Reza Crisurjo Broto, Rabu (28/2/2024) di Surabaya.
Tiga warga yang melapor itu adalah, Sutrisno (37) Dusun Sungi Wetan, Arifin (46) warga Dusun Raci, dan Mokhamad Sakroni (40) warga Kudu Keras Dusun Genengwaru.
Menurutnya, ketiga orang ini melaporkan ke Bawaslu karena jngin pelaksanaan Pemilu berjalan jujur, adil tanpa politik uang. “Melihat itu, kami sebagai kuasa hukum menyanyangkan adanya politik uang yang mengarahkan untul memilih salah satu caleg tertentu,” bebernya.
Bedasarkan percakapan dalam video tersebut, seseorang membangikan sejumlah uang kepada warga dan meminta untuk memilih caleg yang bernama Akmad Mujangki. Diketahui, caleg ini mengikuti kontestasi di dapil 5 kabupaten meliputi Kecamatan Purwosari, Purwodadi, Tutur, Puspo dan Tosari.
Laporan itu, langsung diterima oleh pihak Bawaslu Kabupaten Pasuruan. “Pihak Bawaslu Kabupaten Pasuruan mengaku laporan adanya politik uang tersebut baru kali pertama ini,” ucap Pengacara yang berkantor di Gedung Astranawa Jalan Gayungsari Timur no 35 Surabaya.
Dalam laporan itu, Reza menyertakan pasal 278 ayat 2, pasal 280 ayat 1 huruf j, Pasal 284, 286 ayat 1, pasal 515 dan pasal 523 undang-undang no 7 tahun 2017 tentang Pemilihan umum. “Jika melihat kejadiannya bisa dibawa ke ranah pidana, pemilu” ucap Reza.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Pasuruan, Arie Yunianto saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan adanya politik uang. Bawaslu Kabupaten Pasuruan akan melakukan kajian terlebih dahulu. “Kami tetap akan proses. Kita lakukan kajian syarat formil materiilnya,” bebernya. Zal
