Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Jess Dutton (kanan) dan Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) (dua kanan) menyapa mahasiswa Kebidanan di ruang Propadeus, Kampus A Unair, Selasa (27/2/2024). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Program studi Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (FK Unair) kedatangan Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Jess Dutton dan rombongan, Selasa (27/2/2024). Kunjungan diterima Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) beserta staf dan juga pimpinan Unair di Aula Kampus A.

Kedatangan rombongan Kedutaan Besar Kanada itu untuk menjalin kerjasama dengan FK Unair khususnya prodi Kebidanan. “Kebidanan kita yang terbaik, hingga Kedutaan Besar Kanada bersedia untuk berkolaborasi dengan kita,” kata Prof Bus, panggilan akrab Prof Budi Santoso.

Kerjasama ini nantinya akan mengarah pada bidang kesehatan reproduksi. Seperti diketahui, bidan adalah garda terdepan untuk kesehatan reproduksi dan juga untuk penurunan angka kematian ibu. Dan angka kematian ibu ini menjadi indikator kesejahteraan dan kesehatan sebuah negara. “Nantinya dosen dari prodi kebidanan akan ke Kanada untuk belajar tentang kesehatan reproduksi dan bagaimana menekan angka kematian ibu,” tambah Prof Bus.

Diketahui angka kematian ibu di Indonesia tertinggi ketiga di dunia setelah Kamboja dan Laos. Namun kedua negara itu berupaya untuk menekan penurunan secara signifikan. “Kita tidak ingin nantinya kita yang malah di nomer paling atas. Kita harus terus berupaya,” tukas Prof Bus.

Kanada sendiri dikenal sebagai negara yang angka kematian ibu-nya sangat rendah. Kabarnya angkanya hanya tujuh dari 100 ribu kelahiran hidup. Dikatakan Jess Dunton, Pemerintahh Kanada memiliki dana yang besar untuk menekan angka kematian ibu. Yakni dengan program yang fokus pada kesehatan  perempuan hamil dan anak. Juga pemerintah memberikan akses yang seluas-luasnya untuk masyarakatnya untuk bisa melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

“Kebetulan pula kami memiliki program kerjasama dengan negara berkembang lainnya. Sehingga kami mengajak FK Unair untuk berkolaborasi,” jelasnya.

Tingkatkan Kualitas Prodi Kebidanan 

Sebagai garda terdepan kesehatan ibu dan anak, prodi Kebidanan FK Unair, terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sehingga pengajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas tapi di luar kelas.

Ketua Program Studi (Kaprodi) Kebidanan FK Unair, Dr dr Budi Prasetyo, SpOG mengatakan pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas itu dengan praktik yang lebih baik dengan inovasi-inovasi yang diciptakan para dosen dan tenaga pengajar.

“Selama ini praktik hanya dengan manekin biasa. Bagi kami kurang memberikan greget. Sehingga kami berinovasi menciptakan alat yang menyerupai aslinya. Misalnya darah buatan, feses buatan dan sebagainya. Semua menyerupai aslinya. Sehingga ketika prektik menangani pasien yang pendarahan, mahasiswa akan diminta bagaimana penanganan yang dilakukan agar pendarahan terhenti. Tujuannya sebagai garda terdepan, bidan bisa memberikan penanganan hingga pasien stabil dan merujuk ke rumah sakit dengan kondisi pasien yang baik pula,” jelasnya.

Inovasi-inovasi alat bantu pembelajaran itu dibuat agar tidak terlalu mengeluarkan biaya yang mahal namun memiliki kualitas yang sama bagusnya dengan yang ada di pasaran. “Kalau beli jadi, harganya mahal. Karena kita berinovasi agar biayanya bisaebih terjangkau,” tandasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry