Hj Ipuk Fiestiandini Azwar Anas SPd MKp, Bupati Banyuwangi (tengah) bersama Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih, usia wisuda periode 241 Unair. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Momen wisuda Universitas Airlangga (Unair) periode 241 yang berlangsung pada Minggu (3/3/2024) di Airlangga Convention Center (ACC), Kampus MERR-C, tampak berbeda.

Pasalnya, dalam acara bahagia penuh sukacita tersebut, turut hadir beberapa petinggi daerah yang resmi menuntaskan pendidikannya di Unair. Salah satunya, yaitu Bupati Banyuwangi Hj Ipuk Fiestiandini Azwar Anas SPd MKp.

Kesibukan sebagai seorang bupati tak menyurutkan semangat Ipuk untuk terus memperjuangkan pendidikannya. Dalam periode wisuda kali ini, Ipuk dinobatkan sebagai wisudawan terkontributif dalam dunia pendidikan.

Ipuk menyampaikan bahwa dirinya sangat bangga menjadi bagian dari keluarga besar Unair. Menurutnya, Unair merupakan perguruan tinggi terbaik di Indonesia, tentu hal tersebut menjadi alasan utama baginya untuk melanjutkan pendidikan di Unair. Selain itu, Unair juga senantiasa memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk dapat belajar di mana saja dan kapan saja.

“Menurut saya, Unair adalah perguruan tinggi terbaik yang ada di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. Banyuwangi sendiri telah memiliki jejaring yang baik dengan UNAIR. Salah satunya dengan hadirnya FIKKIA,” terang wisudawan jenjang S2 Kebijakan Publik, FISIP, tersebut.

Bagi Ipuk, tantangan selama menjadi mahasiswa bukanlah hal yang bermasalah. Dirinya merasa bahwa tantangan sangat dibutuhkan untuk menggapai sesuatu dengan maksimal. Tanpa tantangan, perjalanan dan kisah tidak akan menjadi menarik dan asyik.

Suarakan dan Utamakan Pendidikan
Di tengah jadwal yang padat, Bupati Banyuwangi tersebut tetap mengutamakan pendidikannya. Tak jarang, rekan seperjuangannya di bangku kuliah senantiasa membantu Ipuk. Perbedaan generasi antara ia dengan mahasiswa lain, tidak akan menjadi jarak berinteraksi baginya.

“Tantangan itu wajar, kita harus dapat membagi waktu. Ketika teman-teman saya mengikuti perkuliahan secara offline, saya meminta izin untuk dapat mengikuti secara online, sebab tengah bertugas di Banyuwangi. Alhamdulillah, saya mendapatkan teman-teman yang baik. Saya bisa lulus berkat motivasi dari teman-teman mahasiswa,” pungkasnya.

Ipuk menyampaikan rasa prihatinnya terhadap pendidikan yang belum merata di Indonesia, terkhususnya di daerah terpencil. Di daerah tersebut, masih banyak sekali anak-anak yang tertinggal dari segi pendidikan.

“Banyak sekali anak Indonesia yang belum bisa mendapatkan rasa bahagia mengenyam pendidikan. Bagi saya, ini harus menjadi concern bagi semua pihak, bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat bahkan swasta. Kampus-kampus juga harus saling bergandeng tangan mencari solusi bagaimana anak Indonesia bisa mendapatkan hak yang sama dalam layanan pendidikan,” terang Ipuk.

Akses pendidikan ke daerah terpencil yang sulit menjadi kendala terbesar saat ini dalam pendidikan Indonesia. Hal tersebut berimbas pada ketidakmerataan fasilitas pendidikan, yang diharapkan dapat menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mewakili Pemerintah Banyuwangi, Ipuk menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan Unair. Ipuk berharap, selepas menyelesaikan pendidikan, semua wisudawan dapat berkontribusi sesuai dengan bidang ilmu masing-masing untuk memecahkan berbagai masalah di sekitar.

“Saya yakin, semua wisudawan Unair memiliki prestasi di bidangnya masing-masing. Mari kita berkontribusi dengan ilmu yang kita kuasai! Saya juga berharap, UNAIR terus berkomitmen menjaga kualitas sistem pendidikan, sehingga menghasilkan ilmuwan-ilmuwan sesuai dengan zamannya!” ucapnya. ril/end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry