Vahruria (36) menggendong bayi Sarah bersama dr Hartatiek Nila Karmila, SpOG, dokter kandungan RSI Surabaya Ahmad Yani yang membantunya saat proses persalinan. DUTA/ist

Tahun kabisat adalah tahun di mana tanggal di Februari berakhir hingga 29 dan itu hanya bisa didapat empat tahun sekali. Tak heran dimanfaatkan banyak orang tua untuk bisa melahirkan bayi di tanggal itu. Di tahun kabisat kali ini, tepatnya Kamis (29/2/2024), banyak bayi lahir ke dunia baik secara normal maupun sesar.

E. Lismari – Surabaya 

Di sebuah kamar VIP ruang bersalin An- Nisa, lantai 7, Tower RSI Surabaya Ahmad Yani (RSI AYani), Vahruria (36) beristirahat untuk memulihkan kondisi pasca persalinan, Kamis (29/2/2024).

Sekitar pukul 13.30 WIB, dengan kerudung hitam, ditemani sang suami M. Deliar Susatyo (36) yang tengah tertidur pulas,  Vahruria bersiap menyambut bayi yang merupakan keduanya.

Seorang suster mengantarkan kereta bayi yang dibedong selimut biru muda. Vahruria tersenyum sambil menarik kereta bayi untuk lebih mendekat padanya. Tak lama, dr Hartatiek Nila Karmila, SpOG, dokter ahli kandungan yang membantu persalinannya masuk ruangan. Mereka berbincang. “Kalau tidak ada keluhan, bisa pulang, boleh sore ini atau besok,” kata dr Nila.

Lalu dr Nila menyerahkan bayi mungil ke Vahruria. Vahruria menerimanya dengan senyum lebar. “Halo sayang,” katanya sambil terus memandang bayinya itu. Didekapnya si bayi yang diberinama Sarah.

Maklum sejak melahirkan Kamis (29/2/2024) pukul 01.37 WIB, Vahruria belum bertemu dengan anaknya hingga pukul 13.30 WIB. “Karena anak saya baru diberi vaksin hepatitis, jadi belum boleh bertemu dulu. Baru ini setelah 12 jam lebih bisa bertemu. Alhamdulillah sehat walafiat,” ujarnya.

Pemberian vaksin ini karena Vahruria memiliki riwayat penyakit hepatitis B. Penyakit itu baru dia ketahui setelah delapan bulan kehamilan anak pertamanya dulu. Sehingga dia harus melakukan treatment berbeda di kehamilan keduanya ini.

“Untungnya, saya konsultasi dengan Puskesmas Gayungsari. Sehingga pas anak saya lahir ini langsung diberi vaksin hepatitis, semua gratis,” tuturnya.

Dengan kehamilan yang ‘berisiko’ itu, Vahruria bisa melahirkan secara normal. Dia merasakan sudah ada gejala akan melahirkan sejak Rabu (28/2/2024) pagi. Tanda itu terus berlanjut hingga Rabu pukul 22.00 WIB. “Langsung saya ke RSI AYani karena ini yang terdekat dari rumah saya di Menanggal,” tuturnya.

Sampai rumah sakit sudah memasuki pembukaan lima. Padahal hari perkiraan lahir (HPL) pada 5 Maret 2024. “Nampaknya ingin cepat-cepat keluar,” tandasnya.

Vahruria mengaku tidak dengan sengaja ingin melahirkan di tanggal 29 Februari yang hanya bisa didapat empat tahun sekali itu. “Ya tidak menyangka. La wong HPL-nya tanggal 5 Maret, eh ini sudah ingin cepat-cepat keluar. Mungkin ingin lahir di tangggal spesial. Alhamdulillah,” jelasnya.

Di momen spesial itu, RSI AYani membantu tiga persalinan. Dua persalinan normal dan satu sesar. Dari dua kelahiran normal, satu bayi meninggal dunia.

Ainun Mufidah, selaku Kepala Ruang An-Nisa Irna Bersalin, Tower RSI AYani mengatakan RSI AYani punya komitmen tinggi untuk membantu para ibu yang ingin melahirkan secara normal.

Sehingga para perawat dan dokter di ruang persalinan selalu melakukan banyak hal terutama pemantauan kondisi pasien dan janin agar proses natural birth itu bisa dilakukan.

“Kecuali ada indikasi medis yang mengharuskan sesar maka terpaksa kami sesar. Tapi kalau masih bisa normal kami bantu normal. Walau si ibu itu memiliki hipertensi dan lainnya. Kita pantau terus dan kita bantu rangsang agar bisa normal,” katanya.

Bahkan untuk bayi yang lahir sesar di tahun kabisat ini, Ainun mengatakan, sudah diupayakan untuk normal, namun karena kondisi ibu tidak memungkinkan, maka terpaksa dilakukan tindakan operasi sesar. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry