Nur Alimah Priambodo, atlet nasional ski air, saat dilantik dan diambil sumpah sebagai seorang dokter dari FK Unusa, Selasa (27/2/2024). DUTA/ists

SURABAYA | duta.co– Menjadi alet ski air nasional yang mengharumkan nama Indonesia memnag menyita perhatian Nur Alimah Priambodo. Namun, hal itu tidak membuatnya melupakan pendidikan.

Keinginannya untuk menjadi seorang dokter tidak pernah surut. Dia pun harus lebih bekerja keras membagi waktu antara latihan dengan kuliah di Fakultas Kedokteran, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

Hingga enam tahun berhasil dia lalui, lulus S1 program pendidikan dokter dan dua tahun di program profesi dokter. Dan Alimah pun, dilantik dan diambil sumpah dokter pada Selasa (27/2/2024).

Alma yang lahir dari keluarga alet ski air ini  menjelaskan menjadi seorang dokter merupakan cita-citanya sejak kecil. Dan  kedua orang tuanya, terutama ibunya sangat mendorongnya untuk menjadi seorang dokter hingga akhirnya cita-cita tersebut terwujud. “Kunci sukses bagi saya adalah Ridho orang tua. Setiap langkah yang saya ambil saya selalu sharing ke orang tua, terutama ibu,” tuturnya.

Saat ditanya tentang cara mengelola stres, Nur Alimah menjawab, dia suka menulis. Tidak jarang, hal-hal yang membuatnya tertekan, stress, sedih, kecewa akan dia tumpahkan ke dalam kertas atau bahkan note di handphone. Dan alhamdulillah ternyata itu cukup membantu. Selain itu, lihat video-video receh ternyata juga membantunya.

Alma mengungkapkan, rutinitasnya dalam mengoptimalkan waktu dan energi di antara latihan, kompetisi, dan studi medis adalah dengan skala prioritas yang dibuatnya. “Dengan mengoptimalkan waktu dan energi, dapat membantu untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya satu persatu, mana harus didahulukan dan mana yang harus diutamakan,” ujarnya.

Terkait dukungan dari teman, keluarga, dan universitas, Nur Alimah mengungkapkan, dukungan yang dia dapatkan luar biasa melebihi dari yang dia bisa bayangkan. Meskipun bisa dibilang dia cukup nyeleneh, karena biasanya teman-teman banyak kegiatan akademik yang sejalur dengan pendidikan, justru dia keluar jalur di non-akademik.

“Ada momen penuh inspirasi dalam perjalanan hidup saya, yakni di tahun 2015 saat saya mengikuti Pelatnas di Jakarta menjelang Sea Games 2015. Saya mengalami multiple fraktur pada pergelangan tangan kiri saat sedang berlatih, hampir putus asa juga karena pertandingan kurang beberapa bulan. Alhamdulillah hal itu dapat saya lalui dengan mengoleksi 2 perak dan 1 perunggu di Sea Games Singapura 2015,” ungkapnya.

Apa rencana selanjutnya setelah menjadi dokter? Ke depan, Alma berencana untuk mengintegrasikan passion-nya dalam olahraga ke dalam praktik medis, dengan fokus pada kedokteran olahraga dan rehabilitasi.

“Selain bercita-cita jadi dokter spesialis anak, ada bayangan lain untuk menekuni dunia kedokteran olahraga, juga kedokteran fisik dan rehabilitasi  yang masih bersinggungan di dunia olahraga, contohnya dalam membantu recovery atlet-atlet yang mengalami cidera,” katanya. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry