dr Agus Dahana, Sp.PD, Finasim, saat berada di kandang ayam petelur miliknya. (dok/Budi Arya)

KEDIRI | duta.co – Sosok sederhana dan familier, inilah yang tersirat dari sosok dr Agus Dahana, Sp.PD, Finasim, Komisaris Utama Rumah Sakit Budi Asih, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Meski terbllang sebagai pemegang saham terbesar di rumah sakit yang menjadi rujukan warga kota tempe, lelaki berpostur tinggi dan berkacamata ini tidak menunjukkan kemewahanya.

Baginya, profesi maupun pekerjaan yang dilakoni, merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dijalankan secara ikhlas tanpa memandang tedensi apapun.

“Ya, bagi saya kerja adalah ibadah.Apalagi, profesi seorang medis mempunyai tanggung jawab yang besar. Utamanya dalam hal pelayanan,” kata dr.Agus, saat ngobras di salah satu kafe di Kota Kediri baru-baru ini.

Lelaki yang mengenyam pendidikan kedokteran di PPDS 1 Undip Penyakit Dalam tahun 2002 silam dan menjadi lulusan terbaik tahun 2007 lalu, juga mengungkapkan, mendirikan rumah sakit bukan hanya mengacu profit oriented, semata melainkan harus didasari ibadah dan menolong sesama.

Penerapanya, dalam management Rumah Sakit Budi Asih, pihaknya menonjolkan pola kekeluargaan. Di mana, peserta BPJS yang hendak naik kelas tidak dibebani biaya tambahan,

“Faslitas di Rumah Sakit Budi Asih ada 150 kamar. Dan, ada pelayanan penyakt dalam, jantung, saraf, paru, mata, bedah serta kandungan. Dari sinilah, misi kami tekankan, membantu sesama,” urainya.

Di samping itu, kata dr Agus, demi memberikan pelayanan optimal terhadap masyarakat, dirinya juga mendirikan pelayanan medis pribadi di rumah, yakni, Dhaha Medika Puspita, di Jalan Brigjen Sutran, Trenggalek.

“Di klinik ini, utamanya ada klinik utama rawat jalan dan menangani penyakit dalam, Jantung, Mata, Psiikiater, serta Himodealisa. Terhitung, klinik yang kami kelola sudah beridiri sejak 2011 dan tanpa terasa sudah 13 tahun berjalan. Adapun, praktek setiap Senin- Jumat, mulai pukul 05 30 – 07.00 WIB dan pukul 17.00- 20.00 WIB, ” ujarnya.

Ternak Ayam dan Sekolah Hafidz Quran

Meski di tengah kesibukan sebagai pelayan medis, sosok dr Agus, juga masih menyempatkan waktu menggeluti usaha peternakan yang lebih menyasar ayam petelur.

Baginya, usaha ayam petelur merupakan hobi di sela-sela dirinya senggang dalam menjalankan aktivitas medis. Tanpa terasa, usaha ayam petelur sudah berjalan selama beberapa tahun, hingga menjadi usaha sampingan yang menguntungkan.

“Kalau usaha ayam petelur, awalnya sebagai hobi hingga menjadi usaha sampingan yang menjanjikan. Kalau sekarang ada 5 kandang, dengan jumlah ayam yang fluktuatif. Awalmya, 20 ribu ekor lalu bertambah 26 ribu ekor dan menyusut 17 ribu ekor. Ya, namanya usaha, dinikmati saja,” katanya.

Terakhir, dr Agus, juga mengutarakan, tidak berkutat di usaha sampingan semata, pihaknya dan beberapa rekan mendirikan sekolah Hafidz Qur’an dibawah bendera BMH.

“Alhamdulillah, sekolah hafidz quran sudah 3 tahun berjalan dan masih dalam taraf proses pembangunan. Target kami, terdapat 3 lantai di dalamnya. Semoga niatan ini menjadi amal ibadah kami kelak, amiin” tutupnya. (bud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry