SKETSA PELAKU: Sketsa dua pelaku yang diduga penyiram air keras Novel Baswedan ditunjukkan Kapolda Metro Jaya dan ketua KPK di Kantor KPK Jakarta, Jumat (24/11). (ist)

JAKARTA | duta.co – Setelah tujuh bulan lebih menyelidiki kasus penyiraiman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, polisi mengerucutkan terduga pelaku ke dua orang. Hal itu dilakukan setelah polisi memeriksa 66 saksi kasus yang terjadi April 2017 tersebut. Novel disiram air keras usai melaksanakan salat subuh di sekitar tempat tinggalnya.

“Dalam perjalanan penyelidikan ini, lebih kurang 66 saksi diperiksa, kemudian dari beberapa saksi yang sejak 2-3 bulan ini lalu mengerucut pada dua orang yang diduga sebagai pelaku,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis, dalam jumpa pers bersama Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung KPK Jakarta, Jumat (24/11).

Dugaan pada dua orang tersebut setelah polisi mendapatkan kesaksian dari saksi-saksi yang diperiksa. Sketsa pertama menunjukkan pria berambut pendek. Sedangkan sketsa kedua menunjukkan pria berambut panjang. “Untuk foto ini (menunjukkan sketsa wajah pertama) didapat saksi S dan foto ini (menunjukkan sketsa kedua) didapat dari saksi SN,” jelasnya.

Ditambahkan Idham, selain keterangan saksi, sketsa wajah dua terduga pelaku bisa terungkap berkat kerja sama pihaknya dengan Australian Federal Police (AFP) dan Inafis Mabes Polri. Selain itu, tentu kerja keras tim penyidik sebanyak 167 orang yang melibatkan penyidik polres, polda dan bantuan dari Mabes Polri.

“Jadi kita mendapatkan gambar ini tak lepas dari proses kerja sama, juga bantuan AFP dan backup penyidikan dari Mabes Polri,” jelasnya.

Jubir KPK: SN Bukan Setya Novanto

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara KPK Febri Diansyah memastikan bahwa saksi SN yang memberikan informasi kepada penyidik Polri bukanlah Setya Novanto, tersangka korupsi proyek pengadaan e-KTP. “Bukan (Setya Novanto). Dari informasi yang saya terima itu orang yang berbeda,” ujarnya.‎

‎Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pada 31 Juli lalu, memaparkan sketsa diduga pelaku penyiraman. Menurut dia, sketsa itu belum di-publish karena baru jadi dua hari lalu. “Ini baru dua hari lalu, belum di-publish. Kalau ada di media lain saya tidak tahu,” kata Tito dalam jumpa pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (31/7).

Tito menjelaskan, sketsa itu berhasil dibuat berdasarkan keterangan dari salah seorang saksi kunci yang meminta identitasnya dirahasiakan. Saksi kunci itu memberi informasi saat subuh, sebelum peristiwa penyiraman terjadi, ada orang tak dikenal berdiri di dekat masjid.

Sosok orang itu sangat mencurigakan. Diduga, orang itu merupakan pengendara sepeda motor yang membonceng pelaku penyerangan terhadap Novel.

“Ada saksi cukup penting tapi dia enggak mau disebutkan identitas demi keamanan. Dia lihat ada orang berdiri di dekat masjid dan sosoknya mencurigakan. Dia diduga pengendara sepeda motor, sepeda motor penyerang Novel,” kata Tito.

Dari keterangan saksi tersebut, pihaknya lantas bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan AFP, kepolisian Australia, untuk membuat sketsa foto pelaku. Alhasil, sketsa orang yang diduga sebagai pengendara sepeda motor penyerang Novel itu berhasil dibuat. “Ini ada di dekat masjid dan kita duga dia adalah pengendara sepeda motor,” katanya.

Kapolri mengatakan ciri-ciri pelaku tersebut yakni memiliki tinggi badan antara 167 cm hingga 170 cm, berwarna kulit agak hitam, berambut keriting, dan memiliki badan cukup ramping.

“Ini agak beda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya. H dan M ada di sebelah rumah Novel sebelum kejadian tapi ciri-cirinya sangat beda tinggi badannya enggak ada yang 167-170 cm,” katanya.

Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo menilai pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Novel belum diperlukan. Apalagi penyelidikan di Polda Metro Jaya mulai mengalami perkembangan.

“Mungkin belum waktunya karena sudah ada beberapa titik terang walaupun pasti masih memerlukan kerja keras,” kata Agus di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11).

Agus mengatakan, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis telah memaparkan perkembangan penyelidikan teror Novel. Dari pemaparan itu Agus menyimpulkan kalau pengusutan kasus Novel mulai menemukan titik terang.

Agus berharap masyarakat dapat memahami apa yang sudah dilakukan oleh kepolisian. Tak hanya itu, dia juga meminta semua pihak menghormati dan mendukung polisi menyelesaikan kasus yang sudah berjalan hampir tujuh bulan itu.

“Jadi, mudah-mudahhan lebih memahami apa yang sudah dilakukan. Langkah ini, kalau dijelaskan kepada beberapa prominent person, semoga mereka bisa memahami apa yang telah dilakukan,” kata Agus.  hud, mer, tri

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry