Dokter Kamil bisa bertahan melawan kanker dan lulus spesialis bedah syaraf. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Dokter Muhammad Kamil akhirnya bisa bernafas lega. Karena dia berhasil lulus program spesialis di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair).

Pelantikan dr Kamil sebagai ahli bedah syaraf dilakukan Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG (K) , Rabu (6/3/2024).

“Saya menjadi mahasiswa program spesialis terlama di FK Unair,” katanya mengawali pembicaraan.

Karena di tengah program belajarnya itu, dia didia<span;>gnosis kanker fibromyxoid sarcoma.

Pada Oktober 2017,  dr Kamil pertama kali diagnosis tumor di punggung ketika dirinya masih tinggal di di Kagoshima, Jepang. Kemudian kembali ditemukan tumor dibagian dada dengan jenis yang sama hingga akhirnya dirinya dinyatakan fibromyxoid sarcoma.

“Di tengah-tengah saya menuntut ilmu saat itu 2017, saya ada penyakit diagnosis penyakit kanker. Pemulihan dan  pengobatan kebutalan dilakukan di Jepang karena saya sedang tinggal di sana. Proses satu tahun pemulihan dan pengobatannya,” ujar dr Kamil.

Setelah dinyatakan pulih dan menjadi survivor kanker, dia kembali melanjutkan sekolahnya yang sempat tertunda. Di sini dirinya ingin membuktikan bahwa diagnosis kanker bukan akhir dari segalanya.

Menurutnya, bila mendapatkan pengobatan dan terapi yang tepat penyakit kanker bukan penghalang bagi seseorang untuk mengejar cita-cita dan karir.

“Itu membuktikan bahwa kanker bukan penyakit yang mematikan, kalau diterapi ditangani dengan baik dan dapat akses yang beruntung seperti saya, Insyaallah itu tidak menjadi hambatan untuk karir dan saya buktikan sendiri di sini. Saya sudah sekolah paling tinggi S3, saya juga dapat spesialis beda syaraf di tempat yang mungkin di Indonesia juga yang terbaik beda syaraf,” imbuhnya.

Gerakan Peduli Kanker

Setelah menjadi survivor kanker, dirinya berkecimpung dalam gerakan sosial ‘Miles To Share’ untuk mengalang dana bagi para pasien kanker. Tak hanya itu, dokter berkacamata itu juga aktif mendukung gaya hidup sehat dengan olahraha lari.

“Saya sudah mengalang dana enam kali untuk yayasan kanker, kebetulan paling sering kerjasama dengan pita kuning. Yayasan untuk kanker anak, sejauh ini saya paling fokus untuk kanker wanita dan anak,” kata dr Kamil.

Alasanya mengalang dana untuk pasien kanker wanita dan anak, karena kasusnya masih tertinggi di Indonesia. “Kanker yang dialami wanita seperi kanker serviks, kanker payudara yang tertinggi kejadiaanya, jadi perlu di support,”

Di sisi lain, dokter yang masih berusia 37 tahun itu juga merasa bahwa gaya hidup sehatnya selama ini yang menjadi salah satu faktor dirinya bisa sehat kembali. Sehingga, ia ingin menularkannya kepada masyarakat.

“Saya buktikan sendiri, saya kanker, saya balik sekolah lagi, saya lari jauh. Itu saya sebarkan semangat itu bahwa kanker bukan death sentence tapi low sentence, tetap bisa hidup, tetap bisa ditangani dengan baik, memutus stikma dan Miss informasi di masyarakat dengan edukasi melalui sosial media terkait olahraga lari,” ungkapnya.

Kedepan Dokter Kamil juga mendalami ilmu tentang kanker, khususnya yang meliputi syaraf sehingga bisa menolong banyak orang yang mungkin bernasib sama denganya. “Nantinya saya juga akan mendalami ilmu mengenai kanker,” tandasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry