SURABAYA | duta.co – Operasional jalan arteri di Jatim akan dimaksimalkan. Ini seiring minimnya pengguna jalan tol. Menurut data pemprov jatim, pemanfaatan jalan tol saat ini hanya sekitar 18 persen.

“Jalan tolnya hanya 18 persen penggunaanya oleh masyarakat. Karena tarifnya yang tinggi,” ujar gubernur Jatim Soekarwo , Rabu (1/8).

Karena itu, perbaikan jalan arteri mendapat porsi khusus di anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2019. Tidak hanya disampaikan kepada DPRD Jatim, namun juga gubernur terpilih Khofifah Indar Parawansa.

Perbaikan jalan arteri ini sifatnya adalah wajib. Minimnya penggunaan jalan tol membuat masyarakat masih memilih lewat jalan arteri. Ketimbang harus masuk ke jalan tol. “Jangan justru arterinya rusak. Public policy di 2019 itu. Nanti kami akan sampaikan juga di gubernur terpilih mengapa public policy itu harus dilakukan,” jelasnya.

Tak Ada Pembangunan

Sementara untuk diperubahan anggaran keuangan (PAK) 2018, Pakde Karwo menegaskan untuk masalah infrastruktur hanya dipemeliharannya. Tidak ada pembangunan. Pembiayan pada PAK tahun ini lebih banyak kepada pembiayaan kemiskinan. Pemprov sepertinya masih berkosentrasi mengurangi angka kemiskinan yang ditargetkan dapat menurun menjadi 9,44 persen.

Detailnya, di tahun 2009 angka penduduk miskin Jatim adalah 16,68 persen. berturut-turut hingga tahun 2018 adalah 15,26 di tahun 2010, lalu menurun lagi menjadi 13,85 di tahun 2011, dan menurun lagi di tahun 2012 menjadi 13,08 persen.

Tidak berhenti di sana di tahun 2013 turun menjadi 12,73 persen, dan di tahun 2014 menjadi 12,28 dan bertahan di angka yang sama di tahun 2015. Di tahun 2016 kembali menurun menjadi 11,85 dan di tahun 2017 menjadi 11,20 persen. Di bulan Maret 2018 turun lagi menjadi 10,98 persen atau dalam angka jumlah penduduk miskin itu 4.332.590. Sehingga angka kemiskinan Jatim tidak pernah bertambah.

Begitu juga dengan gini rasio atau ketimpangan. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pakde Karwo, saat ini di tahun 2018 di triwulan ketiga data BPS menunjukkan gini rasio Jawa Timur 0,379.

Angka tersebut menurun dibandingkan tiga tahun terakhir. Yaitu di tahun 2015 gini rasio Jawa Timur mencapai 0,403. DI tahun 2016 turun menjadi 0,402, dan di tahun 2017 sempat naik menjadi 0,415. Namun di triwulan pertama tahun ini turun menjadi 0,379. (Zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry