Peserta pelatihan tenaga kesehatan hewan foto bersama para pemateri dan panitia. Pelatihan digelar selama empat hari 19-22 Februari 2024. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Sebanyak 30 dokter hewan dan paramedik veteriner dari Surabaya, Gresik, Pasuruan, Sidoarjo dan Madura mengikuti pelatihan tenaga kesehatan hewan.

Pelatihan yang digelar di Surabaya dan Jombang selama empat hari 19-22 Januari 2024 itu merupakan agenda rutin atas kerjasama Indonesia Australia Red Meat and Cattle Partership (IARMCP) dengan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI). Untuk kali ini Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FKH UWKS) ditunjuk sebagai tuan rumah.

Tujuan dilakukannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi tenaga medik dan paramedik veteriner garis depan. Pelatihan ini juga dirancang untuk mempertajam pengetahuan dan naluri investigasi serta mitigasi wabah penyakit pada sektor peternakan sapi.

Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Dr drh Nuryani Zainuddin, MSi, menegaskan petugas kesehatan hewan dalam hal ini dokter hewan dan paramedik veteriner memiliki peranan yang sangat strategis dan penting dalam upaya meningkatkan status kesehatan hewan di lapangan.

“Kami berharap dari pelatihan ini dapat menciptakan profesionalisme melalui kolaborasi yang efektif dari berbagai sektor antara lain tenaga kesehatan hewan lapang, akademisi, pemangku kebijakan dan mahasiswa dalam memberikan pelayanan dan proaktif dalam menciptakan solusi dari permasalahan di lapang,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/2/2024).

Perwakilan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Ir Kusdiyarto menegaskan dalam tiga tahun terakhir Indonesia dilanda transboundary animal disease yaitu penyakit yang sebelumnya tidak ada kemudian muncul kembali di Indonesia.

“Peranan tenaga kesehatan hewan garis depan ini sangat penting dan harus selalu mengupdate pengembangan skill dan pengetahuan sehingga menjadi tenaga kesehatan hewan yang tangguh dan profesional,” katanya.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UWKS, drh Desty Apritya MVet berharap pelatihan ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi peserta.

“UWKS sebagai tuan rumah mengucapkan selamat datang bagi para peserta dalam Pelatihan Pengembangan Profesional Tenaga Kesehatan Hewan Garis Depan, terima kasih kepada pihak yang ikut serta menyukseskan terselenggaranya kegiatan ini,” tambahnya.

Praktik di Jombang

Pelatihan yang berfokus pada pre-test, materi teori dan praktik lapangan di Jombang. Juga dilengkapi dengan post-test di hari terakhir. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam memastikan kesehatan hewan dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Untuk praktik lapangan dilaksanakan pada 21 Februari 2024 di Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Pada kesempatan tersebut, Trikusumaning Budi selaku Kepala Dusun yang mewakili kepala desa menyambut baik kegiatan pelatihan itu di daerahnya.

Seluruh peserta pelatihan mendapat tugas untuk melakukan ivestigasi kejadian penyakit di wilayah tersebut. Peserta sebelumnya sudah mendapatkan pembekalan pengetahuan di hari pertama dan kedua dalam melakukan investigasi.

LSalah satu fasilitator yang berasal dari UWKS yaitu drh Adhitya Yoppy RC, MSi mengatakan selain peserta belajar mengenai teori juga diperlukan praktik langsung di lapangan mengenai investigasi kejadian penyakit.

Pria yang kerap disapa drh Yoppy ini juga menyampaikan bahwa kondisi riil di lapang tiap daerah memiliki perbedaan pendekatan dalam melakukan investigasi, sehingga keahlian menggali informasi harus terus diasah agar mendapat informasi yang tepat dalam waktu yang singkat. Pada hari terakhir pelatihan nantinya peserta akan mempresentasikan hasil investigasi kejadian penyakit yang sudah dilakukan di Desa Pulosari, Jombang. ril/end

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry