Endah Prayekti, S.Si., M.Si – Dosen D-IV Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi mikroorganisme sebagai makhluk hidup sederhana yang terbentuk dari satu atau beberapa sel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.

Keberadaan mikroorganisme telah diamati oleh Antoni Van Leeuwenhoek pada 1677 menggunakan mikroskop sederhana. Perkembangan ilmu pengetahuan terkait mikroorganisme terutama di bidang kedokteran telah mengembangkan “germ theory” yaitu suatu teori yang menunjukkan adanya makhluk hidup tak terlihat oleh mata telanjang dan dapat menyebabkan penyakit.

Robert Koch pada tahun 1880 mempublikasikan karyanya tentang tuberkolosis. Selain itu, Robert Koch juga mempunyai Postulat Koch yang menjelaskan bagaimana mikroorganisme dapat dikatakan sebagai organisme pathogen atau berbahaya yang menyebabkan penyakit.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Baik disadari atau tidak, manusia sebagai salah satu makhluk hidup memiliki komunitas mikroorganisme pada tubuh yang dikenal sebagai flora normal. Mikroorganisme hidup bersimbiosis pada tubuh manusia di tempat-tempat tertentu, misalnya pada kulit, dan saluran pencernaan. Contoh kelompok mikroorganisme yang hidup bersimbiosis dengan manusia adalah bakteri dan jamur.

Seperti halnya uang logam yang memiliki dua sisi, mikroorganisme memiliki peran positif dan negative. Keberadaan mikroorganisme dalam tubuh manusia pada jumlah yang normal dan seimbang akan membantu manusia untuk proses pertahanan tubuh, metabolisme hingga recycling bahan-bahan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Namun, apabila imunitas manusia mengalami penurunan, terjadi ketidakseimbangan atau ada celah mikroorganisme untuk berada pada bagian tubuh yang bebas mikroorganisme, maka mikroorganisme dapat menjadi merugikan tubuh.

Mikroorganisme tersebar luas di alam, hidup bersama makhluk hidup ataupun berada diantara materi tidak hidup. Keberadaannya di alam bermanfaat banyak untuk daur carbon dan hara di lingkungan. Saat ini mikroorganisme telah banyak dimanfaatkan untuk pengelolaan lingkungan, yaitu sebagai pembersih air, pengurai sampah, pengurai minyak di laut, pengurai detergen, pengurai plastik, logam berat dan pengurai pestisida.

Selain itu dapat pula dimanfaatkan untuk sintesis antibiotic bagi manusia ataupun hewan. Salah satu mikroorganisme yang banyak ditemukan bermanfaat di bidang pengelolaan lingkungan maupun kedokteran, adalah dari kelompok bakteri Actinomycetes.

Actinomycetes telah mampu mensintesis banyak senyawa aktif yang berbeda-beda berupa metabolit sekunder, yakni: antibiotik, herbisida, pestisida, antiseptik, enzim seperti selulase, xylanase dan digunakan dalam perlakuan sampah.

Urgensi menyelamatkan lingkungan dari cemaran limbah semakin lama semakin tinggi. Proses degradasi bahan pencemaran di lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme, namun tidak semua bahan dapat terdegradasi, misal plastic dan styreofoam.

Terdapat suatu pemikiran untuk inovasi yang telah mengarah untuk menggunakan mikroorganisme dari kelompok jamur dalam menciptakan basis bahan plastic ataupun Styrofoam yang lebih ramah lingkungan. Penelitian inovasi tersebut memang membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar untuk penelitian hingga tercipta produk, namun bukan berarti tidak mungkin untuk terwujud. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry