Ketua KPPU Kanwiil IV, Dendy R Sutrisno melihat komoditas pasar di Pasara Wonokromo, Senin (12/2/20240. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Kenaikan bahan pangan di Surabaya terjadi sejak seminggu terakhir terutama beras Tim Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) IV melakukan sidak ke tiga pasar yakni Wonokromo, Keputran dan Genteng, Senin (12/3/2024).

Bersama dengan dinas terkait dan Bulog Cabang Surabaya, KPPU melihat memang ada kenaikan harga khususnya beras. Kenaikan harga itu untuk beras premium yang harganya saat ini mencapai Rp 17.500 per kilogram.

Sementara beras medium Bulog harga masih di angka Rp 10.900 per kilogram. Namun sejak seminggu terakhir beberapa pasar mengaku kehabisan stok.

Rohmawati menata dagangannya di kiosnya di Pasar Wonokromo, Senin (12/2/2024). DUTA/its

“Sudah seminggu habis stoknya. Kita masih menunggu dari Bulog untuk distribusi ke sini,” kata salah satu pedagang Pasar Wonokromo, Priyanto.

Diakui Priyanto saat berdialog dengan tim KPPU dan dinas terkait, konsumen terpaksa membeli beras premium karena yang medium belum tersedia. “Kalau ada yang murah tentunya konsumen beli yang murah,” tukasnya.

Kepala Cabang Bulog Surabaya, Sugeng Hardono mengaku memang ada keterlambatan distribusi penyaluran beras medium ke pedagang. Hal itu dikarenakan Bulog Cabang Surabaya menambah jaringan distribusi dan penambahan stok di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

“Jadi masalah waktu penyaluran saja. Tapi kami menjamin stok aman, tidak perlu khawatir,” ungkapnya.

Sugeng memastikan bahwa hari ini (Senin 12/2/2024) siang stok sudah akan tersedia kembali. “Pasar Wonokromo kami dropping 200 ton untuk hari ini saja,” tuturnya.

Ketua KPPU Kanwil IV, Dendy R Sutrisno mengatakan tinjauan lapangan ini dilakukan untuk memastikan kebenaran akan adanya kenaikan harga pangan khususnya beras. “Kami melihat dan mendengar langsung dari pedagang memang ada kenaikan harga. Juga adanya keterlambatan distribusi. Kami meminta teman-teman Bulog untuk mengatasi masalah tersebut,” kata Dendy.

Dendyengaku KPPU memang akan terus memantau kenaikan harga kebutuhan pokok ini apalagi menjelang Ramadan dan hari raya Iedul Fitri. Sehingga diharapkan tim dari Bulog dan dinas terkait bisa mempersiapkan diri atas keterjangkauan dan ketersediaan bahan pokok ini.

“KPPU akan fokus melakukan pengawasan apabila ada upaya penahanan pasokan, upaya kartel dan sebagainya,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kota Surabaya, Dewi Suryawati mengaku Pemkot Surabaya berupaya untuk menekan kenaikan harga bahan pokok khususnya beras.

Salah satunya bekerjasama dengan Bulog Cabang Surabaya membuka TPID Mart yang ada di lima pasar yakni Wonokromo, Genteng, Kaputran, Kapas Krampung dan Pucang Anom.

“TPID Mart ini berfungsi sebagai gudang beras Bulog yang kami distribusikan untuk pedagang di pasar itu. Sehingga harga bisa stabil dan stok terjaga aman. Kami target TPID Mart ini akan ada di 24 pasar di Surabaya di tahun ini karena fungsinya sangat dirasakan masyarakat,” jelasnya.

Dari pantauan harga lain di tiga pasar yang dikunjungi tim, harga masih relatif stabil terutama gula, minyak goreng, telor dan daging ayam. Begitupun dengan bawang putih dan merah, masih relatif stabil.

Stok Beras Bulog Surabaya 28 Ribu Ton, Cukup untuk Tujuh Bulan

Bulog Cabang Surabaya yang membawahi tiga wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo memastikan stok beras medium 28 ribu ton. Stok itu dipastikan cukup untuk tujuh bulan ke depan.

Kepastian ini ditegaskan Kepala Cabang Bulog Surabaya, Sugeng Hardono di sela sidak ke Pasar Wonokromo, Senin (12/2/2024). “Stok kita masih cukup untuk tujuh bulan ke depan. Karena kebutuhan di tiga kota yakni Surabaya, Gresik dan Sidoarjo itu antara 3 ribu hingga 4 ribu ton per bulan,” ujarnya.

TPID Mart yang ada di Pasar Wonokormo untuk mempermudah penyaluran beras Bulog ke pedagang dan pengecer. DUTA/ist

Ketidaktersediaan beras medium di pasaran dikatakan Sugeng, karena adanya keterlambatan distribusi. Keterlambatan itu karena distribusi yang lebih meluas dan jumlahnya juga ditambah sehinga dropping hanya menunggu giliran.

“Jadi pedagang tidak perlu khawatir. Kita akan dropping beras kami. Pedagang memang tidak mau nyetok banyak karena selain tidak ada tempat, mereka juga keterbatasan modal,” tambahnya.

Untuk beras medium, ini harga Bulog sebesar Rp 9.950 per kilogram. Sementara harga eceran tertinggi (HET) ke konsumen sebesar Rp 10.900 per kilogram. Dan rata-rata harga di pasar tradisional sebesar Rp 10.900 per kilogram.

“Kita segera grojok. Hari ini, kita akan drop sebesar 200 hingga 300 ton untuk tiga kota ini, karena kebutuhan harian sebesar itu,” tuturnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry