PENANDATANGANAN. Mas Pj (baju hitam) bersama Mispida dan jajaran Pemkot Mojokerto usai penandatanganan Komitmen Bersama Percepatan Penurunan Stunting di Kota Mojokerto Tahun 2024. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Pemkot Mojokerto melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P2KB) menggelar Rembang Stunting Kota Mojokerto Tahun 2024 di Kridha Tama Rumah Rakyat, jalan Hayam Wuruk, Senin (18/3/2024).

Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Pj Wali Kota Mojokerto Muhammad Ali Kuncoro S.STP MSi, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang juga Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo ATD MM, dan seluruh TPPS Kota Mojokerto yang terdiri dari Muspida, hampir semua OPD se kota Mojokerto, PKK, dan unsur masyarakat.

Pada kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan dan pengucapan ikrar Komitmen Bersama Percepatan Penurunan Stunting di Kota Mojokerto Tahun 2024.

Penandatanganan dilakukan Kepala Dinkes P2KB, Kepala Bapedalitbang, Sekda, Pj Ketua TP PKK, Kapolresta, Pj Wali Kota Mojokerto, Ketua DPRD, Dandim 0815, dan Kajari. Sedangkan pengucapan ikrar dilakukan seluruh TPPS secara serentak.

Ada empat poin Komitmen Bersama Percepatan Penurunan Stunting di Kota Mojokerto Tahun 2024. Pertama, bersinergi dalam upaya percepatan penurunan penting menuju Kota Mojokerto Zero newstanting. Ke dua, menjadikan lima pilar strategi nasional percepatan penurunan stunting sebagai kerangka strategi dalam pelaksanaan aksi konvergensi penting yang terintegrasi di Kota Mojokerto

Ke tiga, meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program yang terintegrasi terhadap percepatan penurunan stunting di Kota Mojokerto. Ke empat penyusunan program yang responsif dan mengalokasikan anggaran untuk mendukung implementasi intervensi spesifik sensitif dan koordinatif dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Mojokerto.

Pj Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro mengatakan, penurunan stunting merupakan salah satu ikhtiar dalam menyiapkan generasi emas tahun 2045.

“Penurunan stunting menjadi tanggung jawab semua elemen strategis yang ada di Kota Mojokerto. Harus gerakan yang harmonis partnership, multihelix, baik pemerintah, TNI-Polri, pengusaha, media, akademisi semua harus kita libatkan,” tandasnya.

Per akhir tahun 2023, angka stunting di kota Mojokerto masih di angka 2,04 atau setara 122 balita stunting, ini dari total balita di Kota Mojokerto sebanyak 6.145 balita.

“Dan alhamdulillah pada Februari tahun ini sudah terjadi penurunan yang cukup signifikan, sehingga data terakhir tekoreksi di angka 2 persen atau 117 balita,” ungkapnya.

Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini juga menuturkan, pada tahun 2023, kota Mojokerto mendapat predikat “Kota Terinovatif”, dimana yang menjadi indikator penilaian utama adalah inovasi terkait pencegahan stunting, yakni inovasi Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto) dan Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting).

“Ini sesuatu yang luar biasa dan ini diapresiasi oleh Kemendagri, sehingga Kota Mojokerto mendapat predikat Kota Terinovatif se-Indonesia,” tuturnya.

Hingga saat ini Pemkot Mojokerto terus berkomitmen dan bekerja keras untuk mewujudkan Kota Mojokerto Zero New Stunting di tahun 2024. Salah satunya, tahun 2024 Pemkot Mojokerto menyiapkan total anggaran sebesar Rp 98,2 milar untuk penanganan stunting.

“Kita tadi sudah melakukan penandatanganan komitmen bersama dan berikrar bahwa tahun 2024 Kota Mojokerto harus menjadi kota yang Zero New Stunting. Saya pikir kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini, asalkan kita lakukan secara masif, spesifik, sensitif, dan koordinatif dan bersifat sapu jagat, hampir semua OPD kita libatkan,” harapnya.

Sedangkan Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo ATD MM yang sebagai Ketua TPPS mengatakan, prevalensi stunting di Indonesia 2024 terus turun menjadi 14%.

“Sedangkan target Pemkot Mojokerto, tidak hanya turun menjadi 14% tapi harus bisa mewujudkan zero new stunting,” tegasnya.

Berdasarkan hasil Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), prevalansi stunting di Kota Mojokerto menunjukkan penurunan selama 4 tahun terakhir. Yakni, 9.04 persen pada tahun 2019, 7.71 persen di tahun 2020, 4.84 persen di tahun 2021, 3.12 persen di tahun 2022, dan menjadi 2.04 persen di tahun 2023. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry