Pasien dengan batu ginjal diwajibkan untuk tetap berpuasa dengan asupan cairan yang cukup. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Berpuasa di bulan Ramadan tetap harus mencukupi kebutuhan gizi dan cairan. Sehingga tidak akan menimbulkan masalah tertentu.

Cairan inilah yang sangat penting bagi tubuh. Selama berpuasa, tubuh tidak boleh kekurangan cairan. Apalagi bagi mereka yang pernah mengalami gangguan ginjal dan dalam masa pengobatan gangguan tersebut.

Dokter Wisnu Laksmana SpU dari RSI Surabaya Ahmad Yani mengatakan minum yang cukup adalah poin penting agar tidak mengalami gangguan ginjal atau memperparah gangguan ginjal.

“Tidak boleh kurang minum. Minum harus cukup. Kalau tanya nanti kencingnya jarang-jarang? Apa tidak bahaya kalau berpuasa?” katanya.

Pasien dengan gangguan batu saluran kencing, minum tidak boleh kurang antara 1,45 liter hingga 2 liter walau sedang berpuasa.

Cairan itu harus dipenuhi selama rentang waktu berbuka hingga sahur. “Bisa dibagi menjadi 5 kali minum atau 8 kali minum. Kita yang atur sendiri,” ungkapnya.

Namun bagi mereka yang memiliki riwayat batu ginjal, selain minum yang cukup juga harus menghindari beberapa makanan dan minuman tertentu. Kopi dan teh harus dihindari. Kacang-kacangan termasuk olahan dari kacang harus dihindari.

“Termasuk tahu tempe itu harus dihindari karena dari kedelai. Untuk sumber protein bisa mencari dari sumber yang lain, ” ungkapnya.

Dokter Wisnu menyarankan bagi penderita batu ginjal atau memiliki riwayat batu ginjal dan orang yang masih sehat, walau berpuasa,  tetap harus buang air kecil. Bagusnya, buang air kecil itu antara tiga atau empat jam sekali.

“Walau rasanya tidak kebelet pipis tapi dipipiskan saja pasti akan ada yang keluar. Hal itu membantu mencegah terjadinya batu dan terjadinya infeksi. Karena di waktu tiga hingga empat jam itu air kencing sudah ada dan siap dibuang. Kalau terlalu lama akan tergenang di kandung kemih dan bisa menjadi sarang tumbuhnya kumab,” tuturnya. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry