Prof Jazidie mengajak dan meminta seluruh alumni Unusa di manapun nanti berada dan menjalani profesi agar terus menjaga nama baik almamater. “Karena sampai kapanpun, nama Unusa akan melekat pada diri alumni. Dan itu harus dijaga dan dibesarkan bersamma. Lakukan sinergi antar alumni untuk membawa nama baik almamater,” ujarnya.
Dikatakan Prof Jazidie menjadi lulusan Unusa adalah sebuah kebanggaan. Karena Unusa di usianya yang baru 10 tahun sudah menorehkan banyak prestasi membanggakan.
Secara lembaga, di usia 10 tahun, Unusa sudah sudah berada di rangkin 16 di antara perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang jumlahnya mencapai 5 ribuan.
“Ini jelas sebuah kebanggaan. Dengan usia yang masih sangat muda, jumlah dosen 250-an dan tenaga pendidik juga 250-an serta mahasiswa sebanyak 5 ribuan, sudah bisa meraih prestasi membanggakan. Ini capaian yang luar biasa,” kata Prof Jazidie.
Selain prestasi lain adalah masuknya penelitian yang dilakukan dosen Unusa yang terindek scopus. Unusa juga memiliki pusat penelitian yang nantinya bisa untuk pengembangan pengetahuan batu dan pengembangan produk inovasi teknologi.
“Kita sudah mengembangkan teknologi penjernih air di pondok pesantren. Dan nantinya akan dikembangkan di 100 pondok pesantren yang didanai oleh artis-artis yang hijrah melalui Yayasan Dana Sosial AlFalah,” tandasnya. ril/end