Tampak Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, Mokhammad Kaiyis (tengah) dan Dr Eko Pamudji.

SURABAYA | duta.co – Hari lahir (Harlah) ke-23 tahun Koran Duta Masyarakat, mestinya, Senin 11 Maret 2024. Tetapi dimajukan Jumat 08 Maret 2024. Selain menyambut Ramadhan 1445, Harlah kali ini, berbeda dengan 22 kali harlah sebelumnya.

Pertama, inilah amul huzni, tahun ‘kesedihan’ bagi Koran Duta karena Harlah kali ini tanpa ditunggui Cak Anam (Drs H Choirul Anam) sebagai owner Koran Duta Masyarakat. Meski demikian, semangatnya, tetap, berjuang sebagaimana pesannya.

Kedua, ada titipan pertanyaan Cak Anam untuk Capres Prabowo Subianto yang belum tersampaikan, dan keburu Cak Anam menghadap Allah SWT, pada Senin 9 Oktober 2023.

Karena itu, Harlah tahun ini, Duta Masyarakat mengundang Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Dr H Anwar Sadad, MAg alias Gus Sadad, sekaligus menitipkan pertanyaan tersebut.

“Insya Allah dua pertanyaan itu tuntas terjawab lugas oleh Gus Sadad,” demikian Dr Eko Pamudji, GM Kora Duta Masyarakat kepada duta.co.

Perang Lawan Hoaks

KepalaTamu pertama yang hadir dalam Harlah-23, Jumat 08 Maret 2024, adalah   Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin.

Bu Sherlita, demikian ia akrab dipanggil, menyempatkan hadir duluan ke Kantor Redaksi Duta Masyarakat karena ada udzur syar’i.

“Mohon maaf, kami hadir duluan. Bapak Pj Gubernur (Adhy Karyono red.) sedang ada kegiatan di luar kota, menyambut Bapak Presiden RI, begitu juga kami,” demikian  Sherlita Ratna Dewi Agustin.

Sebagai komandan Kominfo Jawa Timur, Sherlita menegaskan pentingnya media ‘berjibaku perang’ melawan hokas. Ini lantaran konten menyesatkan itu, sekarang tampil lebih canggih dan,  membuat pembaca sulit membedakan, mana benar dan mana hoaks.

“Betul. Pagi ini sudah ada tiga pertanyaan, salah satunya dari seorang kiai sepuh di Malang (KH Abdullah Muchith red.) yang menanyakan kabar Prabowo mundur, apakah itu hoaks atau tidak? Video itu dikemas seperti baru. Padahal, jelas, itu zaman baheula,” demikian Mokhammad Kaiyis, Pemred Koran Duta Masyarakat menjelaskan.

Menurut Sherlita melawan hoaks harus secara kolaboratif. Menurutnya cek fakta untuk melakukan klasifikasi berita, itu perlu kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, media masyarakat, akademisi dan masyarakat secara keseluruhan.

“Dinas Kominfo memiliki klinikhoaks.jatimprov.go.id/. Ini aplikasi yang diinisiasi Diskominfo Jatim dengan tujuan membantu masyarakat memeriksa kebenaran sebuah informasi khususnya berita hoaks,” terangnya di kantor duta.co.

Di aplikasi klinikhoaks.jatimprov.go.id, tegasnya, terdapat berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna seperti pengecekan fakta dan pelaporan informasi yang tidak benar.

“Aplikasi ini juga memberikan akses untuk melakukan konsultasi kepada Tim Ahli Hoaks Jatim jika ditemukan informasi yang mencurigakan atau meragukan. Aplikasi ini diharapkan masyarakat lebih cerdas dan kritis dalam mengonsumsi informasi sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari berita hoaks yang dapat menimbulkan kegaduhan dan kebingungan masyarakat,“ jelasnya.

Diakui, bahwa, kabar hoaks sekarang begitu massif dan canggih. Ini membutuhkan kerja keras semua pihak, terutama media mainstream. “Kita harus bekerjasama memberi pencerahan kepada khalayak. Karena, faktanya, publik kesulitan membedakan apakah ini kabar benar atau tidak (hoaks),” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry