Shodiq, S.Pd.M.MD – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)

  1. Etika keutamaan atau disebut etika budi daya atau etika kebajikan, adalah salah satu pendekatan dalam filosofi moral yang menekankan pentingnya karakter atau kepribadian individu dalam menentukan moralitas.

Pendekatan ini berfokus pada pembentukan karakter yang baik dan peningkatan moralitas individu melalui pengembangan keutamaan atau kebajikan. Dalam etika keutamaan, perhatian utama adalah pada bagaimana seseorang menjadi pribadi yang baik, bukan hanya pada tindakan-tindakan individual mereka.

Prinsip-prinsip dasar dari etika keutamaan melibatkan:

  1. a) Pengembangan Kebajikan: Fokus pada pengembangan kebajikan atau keutamaan moral, seperti kejujuran, kedermawanan, keberanian, kasih sayang, dan keadilan. Individu diharapkan untuk memupuk dan mengasah keutamaan-keutamaan ini melalui refleksi, latihan, dan pembiasaan.
  2. b) Karakter yang Baik: Etika keutamaan menganggap karakter atau kepribadian individu sebagai titik fokus moralitas, bukan sekadar tindakan-tindakan spesifik yang mereka lakukan. Sebagai contoh, seorang yang jujur adalah orang yang memiliki keutamaan kejujuran yang mendalam, bukan hanya melakukan tindakan-tindakan jujur secara sporadis.
  3. c) Tujuan Akhir: Tujuan akhir dalam etika keutamaan adalah mencapai eudaimonia, sebuah konsep Yunani kuno yang sering diterjemahkan sebagai “kebahagiaan” atau “kehidupan yang berhasil”. Eudaimonia dilihat sebagai keadaan di mana seseorang mencapai keberhasilan sejati dan memenuhi potensi manusiawi mereka melalui pengembangan karakter yang baik.
  4. d) Konteks Sosial dan Budaya: Etika keutamaan mengakui bahwa pembentukan karakter dan nilai-nilai moral tidak terjadi dalam hampa, melainkan dalam konteks sosial dan budaya tertentu. Karena itu, etika keutamaan juga memperhatikan bagaimana nilai-nilai dan kebajikan dipengaruhi oleh norma dan struktur sosial. Salah satu pemikir utama dalam etika keutamaan adalah Aristoteles, yang mengembangkan konsep eudaimonia dan menekankan pentingnya kebajikan moral dalam mencapai kehidupan yang baik.

Namun, ada juga berbagai pendekatan modern terhadap etika keutamaan yang mengadaptasi dan mengembangkan gagasan-gagasan ini sesuai dengan konteks dan tantangan moral kontemporer.

  1. Etika Pancasila merujuk pada kerangka moral dan nilai-nilai yang mendasari Pancasila, yaitu dasar filsafat dan ideologi negara Republik Indonesia. Pancasila, yang secara harfiah berarti “lima prinsip,” adalah landasan moral, politik, dan sosial bagi bangsa Indonesia.

Nilai-nilai etika Pancasila didasarkan pada lima prinsip utama, yaitu :

    1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini menekankan kepercayaan kepada Tuhan dan keberagamaan sebagai fondasi moral dan spiritual bagi individu dan masyarakat.
    2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menghormati martabat dan hak asasi manusia, serta mengutamakan keadilan, kesetaraan, dan peradaban dalam hubungan antarmanusia.

     

    1. Persatuan Indonesia: Mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta menghargai keberagaman budaya, suku, dan agama di dalamnya.
    2. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Mempromosikan demokrasi, partisipasi publik, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan politik.
    3. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Menciptakan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan keadilan bagi semua warga negara Indonesia, serta menolak segala bentuk penindasan dan ketidakadilan sosial.

Nilai-nilai etika Pancasila menjadi landasan moral bagi perilaku dan kehidupan masyarakat Indonesia. Mereka juga mencerminkan semangat inklusivitas, keberagaman, dan keadilan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Dalam praktiknya, nilai-nilai ini diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Etika Pancasila juga menjadi pedoman bagi pembentukan kebijakan negara serta perilaku dan tanggung jawab individu sebagai warga negara.Dengan demikian kita meyakini ideologi Pancasila sesuai dengan perilaku kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia yang multi kultural sanggup menyatukan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry