Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto (kiri) saat berdiskusi dengan penelti Bappenas di Graha Kadin, beberapa hari lalu. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Tim Peneliti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) M. Falikul Isbah melakukan kunjungan ke Graha Kadin Jatim, Surabaya, Senin (1/4/2024) petang dalam rangka melakukan pemetaan modal yang dimiliki provinsi untuk implementasi proyek “Green Jobs for Social Inclusion and Sustainable Transformation” (GESIT).

Falikul Isbah mengungkapkan, Bappenas atau PPN bekerja sama dengan Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja hijau Indonesia melalui proyek GESIT.

Sebagai upaya mengawali proyek GESIT, akan dilakukan studi baseline dan pemetaan untuk memahami situasi terkait pengembangan green jobs/pekerjaan hijau di beberapa provinsi. Provinsi yang dimaksud, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan dan DKI Jakarta.

“Kunjungan kami ke Kadin Jatim ini bertujuan untuk menggali dan memperkaya informasi mengenai provinsi yang masuk nominasi sebagai lokasi implementasi projek GESIT atau pengembangan pekerjaan hijau untuk transformasi sosial dan inklusi sosial,” ungkap Falikul Isbah.

Setelah melakukan dialog dengan Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto beserta sejumlah pengurus Kadin Jatim,  maka ia menemukan banyak sekali inisiatif yang telah dilakukan Kadin dalam rangka memberikan dukungan terhadap implementasi proyek GESIT.

“Pertama, mensosialisasikan industri hijau dan pekerjaan hijau. Kedua, peran serta kontribusi Kadin Jatim untuk memfasilitasi pendidikan vokasi di Jatim. Itu adalah modal penting sebagai provinsi yang akan mengimplementasikan program GESIT,” tandasnya.

Ia menegaskan, proyek GESIT adalah sesuatu yang baru yang tidak perlu dimulai dari nol. Proyek tersebut bisa dimulai dari apa yang sudah ada. “Bagaimana proses industri itu sudah berlangsung lalu dengan pendekatan baru green jobs akan ditransformasikan seperti apa. Begitu pula di sektor ketenagakerjaan. Apa sih tatakelola yang ada di Jatim untuk meningkatkan pendidikan vokasi misalnya dan sejauh mana Kadin sudah berperan. Tinggal kita menginjeksikan konten baru yang kita sebut dengan green jobs,” terangnya panjang lebar.

Dan kehadirannya di Kadin, adalah dalam rangka mengidentifikasi modal-modal tersebut untuk kemudian bagaimana mengimplementasikan  projek GESIT. Langkah ini penting dilakukan agar kebijakan atau langkah yang diambil tidak tumpang tindih dan tidak masuk ke ruang gelap. Secara skema program, kerjasama antara Kadin Jatim dengan Bappenas dalam proyek ini mulai dilaksanakan pada tahun 2023 sampai 2027.

Ia menegaskan, Kadin adalah salah satu leading agency di setiap provinsi yang akan menjadi mitra, termasuk Kadin jatim. Posisi Kadin dinilai sangat penting karena Kadin di harapkan bisa mengkomunikasikan ide dan aktifitas ke kalangan industri. “Tidak bisa kita berbicara tentang pilot projek industri tanpa berkolaborasi dengan Kadin, termasuk industri padat karya,” ujarnya.

Dalam projek gesit, yang menjadi prioritas adalah e-mobility, manufaktur, ketiga sirkular ekonomi. Sehingga nantinya, provinsi yang dipilih dipersilahkan untuk membentuk multi stakeholder forum dan menentukan mana industri yang akan dijadikan pilot projek.

“Itu kebebasan provinsi, GESIT akan menyediakan konsultan yang diperlukan, biaya training dan tiap provinsi sangat berbeda,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan bahwa  ada beberapa provinsi yang direkomendasi oleh Bappenas untuk menjadi pilot Project projek GESIT. Tetapi paling tinggi nilainya adalah Jatim. “Untuk itu mereka berharap kadin Jatim bisa mensupport proyek tersebut,” kata Adik.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, secara geografis,  untuk urusan GESIT,  Jatim memang sangat memungkinkan. Dan sebagai wujud dari dukungan Kadin terhadap proyek tersebut, maka sosialisasi secara massif kepada industri akan dilakukan.

“Sosialisasi tentang pentingnya GESIT kepada industri akan kami lakukan setelah libur lebaran idul Fitri. Industri akan kita undang, kita launching sehingga semua industri akan paham dan mau mengaplikasikan konsep GESIT, termasuk dalam menyiapkan SDM-nya.

Sebenarnya, lanjut Adik, implementasi dalam menyiapkan SDM green jobs hampir sama dengan konsep SDM industri konvensional. Yang menjadi berbeda adalah tenaga kerja atau SDM akan diberikan pemahaman tentang  bagaimana keberlanjutan industri. Bagaimana agar tetap hijau. “Karena kedepan itu mau tidak mau tetap harus menerapkan konsep ini. Sebab arah kebijakan secara global mengarah ke ekonomi hijau,” tekan Adik.

Kesiapan Kadin Jatim juga dilaksanakan dengan memperkuat kolaborasi dengan semua stake holder dalam pelaksanaannya. “Pertanian, perkebunan, industri manufaktur dan konstruksi. Itu yang akan kita dorong, bagaimana pertanian  bisa menerapkan konsep green, industri bagaimana melakukan pengolahan limbah sehingga tidak merusak lingkungan. Agar keseimbangan alam bisa terjaga. Sekarang banyak bencana banjir, angin, longsor, kemungkinan karena adanya ketidakseimbangan alam yang terjadi. Sehingga program green jobs sangat diperlukan,” pungkas Adik. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry