Nurul Kamariyah, SKep.Ns, MKes – Dosen Kepeearawatan dan Kebidadan  (FKK)

Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal, termasuk arah kebijakan untuk jadwal pemeriksaan ibu hamil yang awalnya minimal empat kali selama kehamilan menjadi cukup satu kali, asalkan kehamilan tidak bermasalah.

Ibu hamil  bila tidak ada keperluan mendesak,  dianjurkan untuk tidak bepergian ke luar rumah apalagi ke rumah sakit. Padahal pemeriksaan kehamilan tetap perlu dilakukan secara rutin untuk mengetahui perkembangan kehamilan dan mendeteksi secara dini jika terjadi masalah pada kehamilannya baik yang terjadi pada ibu dan janinnya.

Karena itu saya melakukan pendampingan kepada ibu hamil baik secara online maupun pertemuan langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Tujuan pendampingan supaya  ibu hamil mengetahui dan waspada secara mandiri terhadap tanda terjadinya masalah pada kehamilan yang akan membahayakan ibu dan janin, sehingga harus datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Apa yang Diberikan saat Pendampingan ?

Pertama melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah (bagi yang bertemu langsung) dan mengenalkan tanda dan gejala yang dapat membahayakan ibu hamil dan janin.

  1. Mengenalkan tanda dan gejala masalah kehamilan yang membahayakan ibu hamil dan janinnya.

Perdarahan dari vagina :  Perdarahan saat hamil merupakan kondisi yang cukup sering terjadi terutama pada trimester awal, walaupun juga bisa terjadi pada trimester dua dan tiga. Perdarahan berasal dari perdarahan implantasi (proses penempelan atau melekatnya embrio pada dinding rahim), kehamilan ektopik (di luar kandungan),  kehamilan mola (anggur), solusio placenta dan plasenta previa (kelainan placenta) serta karena pembukaan jalan lahir.

Demam tinggi   (≥38⁰) saat kehamilan merupakan tanda atau gejala adanya infeksi dalam tubuh. Janin jarang bergerak : Janin suka menendang di usia kehamilan 18-22 minggu, namun jika diraskan tdk ada  gerakan, sebaiknya ibu tenang dan lakukan pemeriksaan.

Gejala preeklampsia sampai dengan kejang. Misalnya tiba-tiba mengalami pembengkakan pada muka, kaki, tangan, dan mata, tekanan darah menjadi sangat tinggi, yaitu lebih dari 140/90mmHg,  Terdapat protein pada urine (hal ini diketahui setelah melakukan pemeriksaan urine).

Terjadi mual dan muntah hebat. Umumnya mual dan muntah biasa akan mereda setelah melewati trimester pertama kehamilan, namun muntah berlebihan yang dinamakan  Hyperemisis Gravidarum  bisa terus berlanjut hingga minggu ke-20, bahkan sepanjang kehamilan, itulah yang sangat membahyakan ibu dan janinnya.

Kontraksi atau nyeri perut yang hebat.  Kontraksi palsu atau Braxton-Hicks biasanya sering terjadi pada saat kehamilan memasuki usia 32-34 minggu dan berlangsung selama 30 menit sekali dengan lama kontraksi sekitar 30 detik.

Saat mengalami kontraksi Ibu akan mengalami seperti nyeri kram saat menstruasi. Jika kontraksi ini tidak terjadi lama, kemudian intervalnya memendek dan tidak bertambah kuat, ini tidak akan menjadi masalah, namun jika sebaliknya maka akan menjadi masalah.  Jika demikian segeralah melakukan pemeriksaan.

Pecah ketuban.  Umumnya ketuban akan pecah jelang persalinan, namun ada yang terjadi ketuban pecah tanpa disertai dengan adanya kontraksi, nah itu namanya ketuban pecah dini.  Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya cairan ketuban sebagai pelindung dari bayi yang bisa membahayakan nyawa janin.

2.Jika harus datang ke tempat pelayanan kesehatan maka ibu hamil (bumil) untuk mengurangi tertular virus Corona saat melakukan pemeriksaan.

Dengan membuat janji secara online,  sehingga bumil bisa datang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan tidak perlu berlama-lama di tempat pelayanan kesehatan serta tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain.

2) Kenakan masker dan sediakan hand sanitizer ketika memeriksakan kandungan. 3) Terapkan physical distancing selama di perjalanan dan di tempat pelayanan kesehatan.  .

Bila memiliki pertanyaan seputar kondisi kehamilan atau masalah kesehatan reproduksi lainnya bisa chat langsung dengan saya. (Nurul Kamariyah/Dosen Unusa/pakar kesehatan reproduksi). *