Cak Imin (Keterangan foto rmo.id)

SURABAYA | duta.co – Kabar Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tengah melobi Partai Gerindra untuk ikut Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur November 2024 — sebagaimana pembicaraan di ‘Bocor Alus Politik’ tempodotco, masih sulit dimengerti.

Pertama, baru saja ‘babak belur’ melawan Prabowo-Gibran. Kedua, PKB belum pernah menang kompetsi perebutan gubernur Jatim. Apa mau daftar tumbang ulang?” demikian Doktor M Sholeh Basyari, Direktur Ekskutif CSIIS (Center for Strategic on Islamic and International Studies) kepada duta.co, Senin (25/3/24) sambil tersenyum.

Menurut Dr Sholeh, meski Jatim sebagai basis NU dan kandang PKB, tetapi sepanjang 24 tahun reformasi, bukanlah rumah besar bagi partai lambang jagad ini. “Baru Bu Khofifah Indar Parawansa (KIP) kader perempuan NU (pertama) yang menjadi Gubernur. Dan, ironisnya itu bukan berangkat dari PKB,” tambah dosen di sebuah Perguruan NU ini.

Dr M Sholeh

Apalagi, lanjutnya, tokoh-tokoh NU di Jatim tidak serta merta menjadi tokoh PKB. Tokoh-tokoh tersebut adalah para pemain ‘bebas’ yang memiliki poros masing-masing di Jakarta. Bahkan ketokohan nasional dalam diri Muhaimin bisa saja redup ketika berhadapan dengan sejumlah tokoh tersebut. “Apa mungkin? Kita tunggu saja,” tegasnya.

Kendati begitu, dalam jagat politik, menurut Dr Sholeh adalah sah-sah saja. “Apa pun kondisi lapangan, minat Cak Imin menarik dicermati dari sejumlah sisi ini. Pertama, jabatan gubernur Jatim secara elektoral lebih strategis dibanding menteri kabinet. Nah, upaya Cak Imin membangun komunikasi dengan kubu Prabowo, bisa mengecoh banyak spekulasi politik pasca Pilpres,” terangnya.

Kedua, tegasnya, bagi cak Imin, menggandeng Gerindra dalam Pilgub Jatim 2024 adalah ‘simulasi’ koalisi Gerindra-PKB 2029. Cak Imin masih penasaran dengan buyarnya koalisi ini pada Pilpres 2024 lalu, meski Prabowo dan Muhaimin telah meneken ‘Kesepakatan Sentul’  sejak pertengahan 2022.

Ketiga, dengan menggandeng Gerindra pada Pilgub Jatim dan hendak dipakai sendiri oleh Cak Imin, di sini dia tampak bernafsu “menghajar” secara sekaligus Khofifah dan Saifullah Yusuf.  Cak Imin tahu, kekuatan utama Khofifah dan Saifullah ada di Prabowo dan Jokowi. Dengan memenggal akses Ketum Muslimat NU dan Sekjen PBNU, di istana baru, maka, Cak Imin berhasil ‘menyelam’ mereguk dua lawan, langsung.

“Langkah politik Gus Ipul dan Khofifah yang selalu sebagai batu sandungan Cak Imin, mendapat momentum untuk ‘diselesaikan’ dalam Pilgub November nanti,” urainya.

Keempat, sejatinya komunikasi Cak Imin dengan kubu Prabowo tidak hanya tentang Pilgub Jatim, tetapi juga menyangkut Ketum PKB. Terkait hal ini Cak Imin tampak berusaha menyelaraskan kemauan istana lama dengan istana baru. Hal ini terrecord dari ‘sehari’ setelah Halim Iskandar dan Ida Fauziah bertemu istana lama. Mereka seharian (Selasa  19 Maret), nungguin Cak Imin di Widya Chandra untuk melaporkan dan mendiskusikan ‘araha’  istana lama tentang PKB.

Jadi, tegasnya, secara ringkas, pertemuan Cak Imin, Halim dan Ida, itu untuk ‘menyepakati’ Cak Imin Cagub Jatim dan  Halim Caketum PKB. Selebihnya, istana lama menghendaki Halim melepas posisi menteri dan fokus ngurus PKB.

“Ada kabar istana kecewa dengan lemahnya progres Saifullah Yusuf, Abdul Kadir Karding dan Yaqut Cholil Qoumas, tiga orang yang telah bertemu Pratikno dan awalnya dipersiapkan untuk menjalankan operasi ditubuh PKB,” pungkasnya.

Sejumlah kader Gus Dur di Jawa Timur, tersenyum mendengar kabar Cak Imin menjajaki kemungkinan ikut Pilgub 2024 Jatim. “Lihat saja! Kalau jadi, mungkin lebih baik. Ingat wejangan Bu Nyai Lilik. Ayo, selamat datang Cak Imin di Pilgub Jatim,” demikian Suryansah. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry