Tampak anggota kepolisian ikut rurun tangan membersihkan. Sejumlah Alquran ikut 'babak belur'. (FT/IST)

JOMBANG | duta.co – Semangat jamaah untuk beribadah di bulan suci Ramadan 1441 H, memang, masih begitu kuat. Tidak mudah memahamkan jamaah, tentang, bahaya kerumunan massa, termasuk dalam melaksanakan salat jamaah tarawih, di saat pandemi virus corona (Covid-19) yang terjadi tahun ini.

Itu juga yang terjadi di Mushollah Raudlotus-Shofiyah, Dusun Kemirigalih, Desa Sawiji, Jogoroto Jombang. Musholla ini sejak awal, menggelar salat tarawih berjamaah, tentu, dengan protap yang ada.

“Tetapi, kemarin, ada jamaah yang batuk-batuk, maka, diputuskan berhenti atau distop dulu. Memang belum tentu corona, tetapi, darul mafasid (mencegah kerusakan red.) itu lebih baik, ketimbang mengejar manfaat,” demikian disampaikan H Muhtazuddin, salah satu pengurus Musholla sekaligus pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Hamalatul Quran, Kemirigalih, Senin (18/5/2020).

Hasilnya? Ternyata jamaah tidak terima, ‘marah’. Malamnya Musholla Raudlotus-Shofiyah ‘babak belur’ dilempari kotoran. Tidak jelas siapa yang melemparinya. Yang jelas, keputusan menghentikan salat tarawih ini, mendapat protes dari jamaah. Wajar!

“Bedanya, mereka tidak mau bicara, tetapi, menunjukkan dengan mengotori musholla. Akhirnya terpaksa kita bersihkan kembali, bahkan, Kapolsek Jogoroto ikut turun tangan. Saya berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi atas perhatian aparat kepolisian,” jelas Kaji Muh, panggilan akrabnya.

Pesantren Tahfidz Cak Anam Tetap Jalan
Kegiatan Santri PPHQ. Kini menjelang Idul Fitri ratusan santri sudah kembali ke rumah masing-masing dengan tetap memperhatikan faktor kesehatan. (FT/IST)

Masih menurut Kaji Muh, Musholla Raudlotus-Shofiyah itu, memang sudah menjadi fasilitas masyarakat. Sementara tidak jauh dari tempat itu, juga ada musholla yang menjadi fasilitas santri Pondok Pesantren (Tahfidz) Hamalatul Quran (PPHQ) dan SDIT Taswirul Afkar.

PPHQ ini, bertempat di gedung Cak Anam (Drs H Choirul Anam). Di gedung berlantai 2 itu, setiap harinya, ratusan santri tahfidz, belajar menghafal Alquran. Sementara PPHQ Pusat berada di Desa dan Jogoroto. Di sini, ribuan santri datang dari berbagai daerah.

“Untuk santri pondok tidak ada masalah. Santri pondok tetap berjalan seperti biasa. Tetapi, menjelang lebaran, hanya tinggal pengurus, sekitar 25 santri senior. Ratusan santri sudah kembali ke rumah masing-masing. Begitu juga di PP Hamalatul Quran pusat, yang diasuh KH Ainul Yaqin, semua berjalan lancar,” tegasnya.

Ditanya soal salat tarawih lanjutan di Musholla Raudlotus-Shofiyah, Kaji Muh menjelaskan, bahwa, tarawih yang tinggal beberapa hari ini, akan dibuka kembali, tentu, dengan kaifiyah yang ketat. Mengikuti prosedur pemerintah, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan benar. “Tidak ada masalah. Dan, masyarakat juga bisa beribadah dengan selamat,” pungkasnya. (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry