SINERGI : Rombongan Komisi C DPRD Kota Kediri dipimpin Pak Raden Demokrat saat sidak di RSUD Gambiran II (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Sebagai rumah sakit rujukan unggulan milik Pemerintah Kota Kediri, RSUD Gambiran II dikabarkan masih menyisakan masalah berupa tidak berfungsinya alat pengolah limbah atau insinerator. Hal ini disampaikan H. Ashari .SE, anggota Fraksi Demokrat usai melakukan sidak Jumat kemarin, setelah sebelumnya digelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Ruang Komisi C DPRD Kota Kediri.

Diawali dengan rapat kerja dengan agenda kesiapan pemerintah kota dalam menghadapi masalah kesehatan pada musim penghujan. Dengan dipimpin Pak Raden, sapaan akrab H. Ashari SE selaku Wakil Ketua Komisi C, usai pemaparan dan tanya jawab kemudian dilanjutkan kunjungan ke lokasi. Sasaran yang dituju RSUD Gambiran II dan UPTD Puskesmas Ngletih merupakan puskesmas percontohan memiliki banguan megah tiga lantai.

“Temuan kami di lapangan, alat pengolahan limbah atau insinerator tidak berfungsi bahkan belum memiliki ijin beroperasi. Bahkan, penjelasan dari dokter Gangga mewakili pihak rumah sakit, menjelaskan ini merupakan sarana yang baru dibangun. Setelah sebelumnya dibangun di sebelah selatan ternyata tidak mampu difungsikan dengan baik,” ungkap Pak Raden.

Padahal membangun insinerator ini dana diambilkan dari APBD Kota Kediri, ini mencapai Rp. 500 juta lebih untuk seluruh perangkat yang dibutuhkan. “Bila membangun pertama tidak bisa difungsikan, kemudian membangun kembali di sebelah utara dan ternyata tidak kunjung bisa dioperasikan serta belum mengantongi ijin. Kami jadi mempertanyakan rumah sakit ini bisa meraih akreditasi bahkan lulus paripurna dengan bintang lima,” jelasnya.

Mewakili manajemen rumah sakit, dr. Gangga menjabat Wakil Direktur RSUD Gambiran II berjanji akan segera melakukan perbaikan dan mengurus ijin operasional. “Kami akan segera memperbaiki dan mengurus perijinannya,” jelasnya kepada rombongan Komisi C.

Saat berkunjung ke Puskesmas Ngletih, kalangan legeslatif merasa terinspirasi jika di setiap kelurahan dibangun puskemas seperti ini. “Membangun seperti ini, menelan biaya tidak lebih dari 2 milyar. Tentunya tidak sebanding dengan anggaran Prodamas di masing – masing kelurahan yang dikucurkan kepada RT, pada kisaran 2 milyar bahkan ada yang lebih. Bagi kami kesehatan tetap prioritas selain pendidikan, selebihnya bisa untuk program pemberdayaan masyarakat,” ucap Pak Raden menutup rangkaian kunjungan kerja. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry