SURABAYA | duta.co – Kota Surabaya menjadi episentrum pandemi corona virus disease (Covid-19) di Jawa Timur dinilai sudah layak untuk mengajukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) ke Kementerian Kesehatan.

Alasannya, berdasarkan hasil kajian epidemilogis Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Kota Surabaya memang layak mengajukan PSBB.

Pernyataan itu disampaikan ketua gugus  kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi saat press conferen perkembangan Covid-19 di Jatim di kantor negara Grahadi Surabaya, Kamis (16/4/2020).

“Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 maupun PDP di Kota Surabaya grafiknya naik cukup tajam atau linier naik, bahkan kalau mereka harus dirawat rumah sakit maka fasilitas layanan kesehatan yang tersedia sudah tidak mencukupi, sehingga disarankan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Kota Surabaya sudah layak mengajukan PSBB,”  terang dr Joni.

Malang Malah Sebaliknya

Lebih jauh pria yang juga Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya ini menjelaskan bahwa salah satu syarat suatu daerah bisa mengajukan PSBB adalah harus ada kajian epidemilogis oleh tim secara terus menerus, kemudian adanya ketersediaan layanan kesehatan yang komprehensif, serta kapasitas rumah sakit yang memiliki fasilitas ruang isolasi negatif sudah tidak mencukupi.

“Kalau untuk Kota Malang yang telah mengajukan PSBB justru sebaliknya, hasil kajian epidemilogis oleh tim, peningkatan kasus positif Covid-19 day by day sekarang sudah turun bahkan flat. Begitu juga ketersidaan sarana kesehatan masih mencukupi jika para pasien positif maupun PDP harus dirawat di rumah sakit,” ungkap dr Joni Wahyuhadi.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa update perkembangan kasus sebaran Covid-19 di Jatim hari ini bertambah sebanyak 15 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga total kasus sebanyak 514 kasus di Jatim.

“Dari jumlah tersebut sebanyak 376 orang masih dirawat, lalu 92 orang atau setara 17,9 persen yang terkonversi negatif atau sudah sembuh dan 46 orang atau setara 8,95 persen yang meninggal dunia,” terang Khofifah.

Ia bersyukur hari ini yang terkonversi negatif (sembuh) sebanyak 6 orang yaitu 2 dari Kab Lamongan, 1 dari Ponorogo, 3 dari Kota Surabaya. Sedangkan yang meninggal dunia kosong atau zero.

“Kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 15 orang itu rinciannya 4 dari Kab Probolinggo, 1 dari Gresik, 2 dari Kab Malang, 1 dari Kab Kediri, 4 dari kab Sidoarjo1 dari Kab Blitar dan 2 dari Kota Surabaya,” bebernya.

Patuhui Anjuran Pemerintah

Sedangkan untuk kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan),  lanjut Khofifah bertambah 96 kasus,  sehingga akumulasinya menjadi 1.717 kasus. “Dari jumlah tersebut sebanyak 984 orang masih diawasi,  lalu 621 orang sudah selesai diawasi, dan 112 orang yang meninggal dunia,” beber gubernur perempuan pertama di Jatim.

Selanjutnya untuk kasus ODP (Orang Dalam Pemantauan) hari bertambah sebanyak 346 kasus, sehingga totalnya menjadi 15.674 kasus. “Dari jumlah tersebut sebanyak 7.496 orang masih dipantau, lalu sebanyak 8.149 orang sudah tidak dipantau dan 29 orang lainnya meninggal dunia,” tambah Khofifah.

Dari peta sebaran tersebut, pihaknya kembali mengimbau supaya masyarakat mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap di rumah jika tidak ingin tertular Covid-19 dan membiasakan pola hidup bersih dan sehat, sering cuci tangan dengan sabun, dan menerapkan physical distancing.

“Pengakuan dari orang yang sembuh dari covid-19 adalah mematuhi anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan dan tetap tinggal di rumah. Mematuhi anjuran pemerintah itu sama saja ikut membantu pemerintah menghentikan sebaran covid-19,” pungkas wanita yang juga ketum PP Muslimat NU ini. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry