PELETAKAN batu pertama ponpes politik. (duta.co/fathul)

PROBOLINGGO | duta.co – Melihat banyaknya kebijakan yang harus dilalui dengan proses politik, tokoh masyarakat Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Jumanto, mengembangkan yayasan yang dimilikinya menjadi Yayasan Pondok Pesantren Siyasah Tahdzibun Nasyiin atau Pondok Pesantren Politik.

Sabtu, (31/10/2020), Jumanto meletakkan batu pertama untuk pembangunan pondok tersebut. PondokĀ  yang terletak di Desa Sogaan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo itu di bangun di atas tanah seluas 2 hektar yang merupakan tanah waqaf dari Jumanto sendiri serta memiliki anggaran sebesar Rp 6 miliiar.

Menurut Jumanto, visi pondok tersebut adalah untuk menciptakan santri politikus yang beriman, berilmu, beramal, dan berakhlakul karimah.

Jumanto mengatakan, dibangunnya ponpes politik ini bertujuan untuk mencetak santri-santri politikus yang sesuai dengan visi-misi pesantren itu sendiri sehingga mereka bisa memperjuangkan hak-hak masyarakat tanpa perlu takut kepada penguasa.

“Di Indonesia ini belum ada pesantren politik, alasan kenapa kami membangunĀ Ā Ā  pesantren ini karena kami melihat setiap aktifitas ataupun kebijakan di negara ini pasti melalui politik,” jelas Jumanto kepada duta.co.

Jumanto yang merupakan mantan politisi menambahkan, dengan politik yang sehat, negara ini bisa menjadi negara yang baik.

Tidak ada batasan usia untuk santri yang ingin belajar di sana. Pihaknya juga menggratiskan pondok pesantren tersebut.

Untuk sistem pembelajarannya tidak berbeda dengan ponpes lainnya, hanya saja pembelajaran di ponpes tersebut dibubuhi dengan pemahaman politik yang sehat.

“Untuk pembelajaran agama kami sudah memiliki guru/kyai untuk mengajar. Sedangkan untuk pembelajaran politik ini kami mendatangkan politikus-politikus sehat istilahnya ustadz politik, ada yang anggota DPR aktif,” ujar Jumanto. hul

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry