BOJONEGORO | duta.co – Para pedagang di pasar hewan Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, mengeluhkan minimnya fasilitas pasar yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro tahun 2021 senilai Rp 4,8 miliar.

Sapuan (52), pedagang sapi yang berasal dari Desa Karangsono, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, menilai pasar itu jauh dari kata layak. Pasalnya belum tersesedia tempat ibadah, fasilitas air bersih, serta penghijauan.

“Panas sekali disini, kasian sapinya,” ucapnya, Kamis (27/1/2022).

Selain itu, belum adanya drainase juga akan menyebabkan genangan air ketika turun hujan, sehiñgga mengakibatkan mobilitas baik itu pedagang maupun dagangannya menjadi sulit. Tidak disediakannya tempat untuk menaruh sapi, atau yang biasa disebut “Patok” oleh para pedagang juga menjadi perhatian utama.

“Gak ada patok buat sapi, kami harus memegangi sepanjang menggelar dagangan,” lanjutnya.

Pedagang lain yang tidak berkenan disebutkan namanya juga mengungkapkan, pernah terjadi insiden tergelincirnya sapi ketika diturunkan dari kendaraan sampai kakinya patah. Itu disebabkan oleh kondisi baduk (tempat naik turun sapi) tidak proporsional atau terlalu tinggi, ukuran yang sempit, serta besi pembatas baduk sangat tipis.

“Pembatasnya ada yg sudah patah, ini sangat membahayakan dan dapat menimbulkan kerugian bagi kami para pedagang,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kabupaten Bojonegoro, Sukaemi, yang kebetulan berada dilokasi, memilìh diam seribu bahasa dan tidak menghiraukan pertanyaan dari duta.co saat dikonfirmasi terkait kondisi pasar.

Perlu diketahui, pemenang tender pengerjaan proyek pasar tersebut adalah PT Permata Anugerah Yala Persada, asal kota Surabaya tepatnya di Jl. Gayungsari Barat no. 91 lt.1. (abr)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry