KH A Mun'im (kiri) dan Imam Budi Utomo menyaksikan Jas Mbah Wahab. (FT/MKY)

SURABAYA | duta.co – KH Abdul Mun’im DZ, penulis berbagai buku sejarah NU, salah satunya bertajuk  ‘Fragmen Sejarah NU: Menyambung Akar Budaya Nusantara’, Minggu (5/5/24) bertandang ke Museum NU, Jl Gayungsari Timur 35 Surabaya.

Setelah memasuki ruang perpustakaan, ditemani H Imam Budi Utomo dan Mokhammad Kaiyis, kiai yang dikenal sebagai instruktur nasional Pendidikan Kader Penggerak NU (PKNU) itu, menyusuri satu persatu benda peninggalan para masyayikh di Museum NU.

“Saya ada banyak keris dan tumbak dari para kiai sepuh. Sementara masih dititipkan kepada orang-orang tertentu, ahlinya di berbagai daerah,” jelas Kiai Mun’im.

Kiai Mun’im tengah mengerjakan buku pelajaran terkait pemikiran almaghfurlah KH Wahab Chasbullah. Buku tersebut nantinya bisa menjadi pegangan siswa dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Dengan buku pelajaran pemikiran Mbah Wahab itu, diharapkan generasi muda, khususnya NU, memahami pentingnya kebangsaan dan urgensi menjaga NKRI.

Seperti diketahui, KH Abdul Wahab Chasbullah adalah seorang ulama inisiator dan pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni, Nahdlatul Ulama (NU). Kiai Wahab lahir di Jombang 31 Maret 1888, wafat tanggal 29 Desember 1971.

Menyaksikan SK pengangkatan Mbah Hasyim sebagai Pahlawan Nasional. (FT/MKY)

Almaghfurlah merupakan seorang ulama yang komplet, selain ahli di bidang ilmu agama, beliau juga memiliki ilmu kanuragan, seorang pedagang, yang memiliki jiwa seni tinggi. Pemikiran dan perjuangan kiai yang melintasi ruang dan waktu yang hingga saat ini masih relevan dan urgen untuk tetap dilestarikan.

Menurut Kiai Mun’im, di Museum NU ini perlu ada ruang khusus Mbah Hasyim (almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari) dan Mbah Wahab (KH Abdul Wahab Chasbullah). “Di samping itu, perlu ada Cak Anam Corner (CA Corner). Museum NU ini telah memberikan sumbangsih yang besar dalam perkembangan NU,” tegasnya.

Selain itu, Museum NU juga perlu mematri nama besar almaghfurlah Dr (HC) KH Mohammad Achmad Sahal Mahfudh, Rais Aam PBNU yang meresmikan Gedung Museum NU saat Mukmatar ke-31 di Donohudan Boyolali, Jawa Tengah.

“Gedung Museum NU berdiri atas inisiasi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid red.), dibangun oleh Cak Anam (Drs H Chorul Anam), diresmikan KH Sahal Mahfudh. Museum NU tengah menggagas wisata religi, sehari mengenal NU. Termasuk bagaimana kegigihan NU menjaga NKRI,” demikian Kaiyis. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry