KH Muhammad Kirom saat memberikan taushiyah di depan jamaah yang didominasi ibu-ibu. (FT/IST)

SIDOARJO | duta.co – Tensi Pilkada di Kabupaten Sidoarjo mulai panas. Hari ini, Selasa (22/9/2020) beredar luas (viral) video pendek potongan ceramah ‘politik’ Wakil Ketua PCNU Sidoarjo, KH Muhammad Kirom.

Dalam video berdurasi 4.30 detik itu, Kiai Kirom menjlentrehkan bantuan duit dari para kandidat Pilkada. Ia menyebut bantuan dari Kelana, Calon Bupati Sidoarjo yang berpasangan dengan Dwi Astutik dengan jargon Berkelas (Bersama Kelana Astutik). Dari Kelana ia memperoleh bantuan Rp 1 miliar.

“Berkelas. Sak estu, kulo sing nampani derek. Mboten difoto, mboten dishare, mboten diviralaken. Mboten kiat kulo namapani duit 1 miliar estu, diwadahi tas. (Sungguh! Saya yang menerima (uang itu). Tidak difoto, tidak dishare, tidak dikirim ke mana-mana. Tidak kuat saya menerima uang Rp 1 miliar, sungguh. Dimasukkan tas red.),” demikian KH Muhammad Kirom yang juga dikenal sebagai ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) ini.

Video ini mendapat banyak komentar dari warga nahdliyin. Ujungnya menambah daftar panjang keprihatinan. Tidak sedikit pula yang mengkritik karena dinilai kelewat vulgar. “Apa sudah tidak ada duit untuk bangun masjid. Apa sudah kelaparan mendekati ajal. Saya tidak habis pikir, orang begitu bangga bercerita soal politik uang. Padahal, mestinya, malu seperti itu,” demikian ditulis Abasovie, salah seorang warga nahdliyin Sidoarjo.

Hal yang sama disampaikan Muhadi, warga Krian. Menurutnya, politik zaman sekarang memang keterlaluan, semua diukur dengan uang. Itu terjadi di tingkat elit sampai tingkat paling bawah.

“Tidak ada keteladanan. Dalam video itu, yang menjelaskan adalah seorang kiai, semua diukur dengan uang. Orang awam sudah paham, bahwa, semua dasarnya uang. Kalau sudah begini, jangan harap memperoleh pemimpin handal yang berpihak kepada rakyat,” tegasnya.

KH Muhammad Kirom, ketika dikonfirmasi duta.co atas video tersebut, membenarkan. Cuma, pihaknya meminta duta.co menanyakan langsung ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, jika terkait pemuatan berita. “Tolong tanyakan kepada PCNU,” jawabnya.

Uang Bukan Ukuran

Sekretaris PCNU Sidoarjo H Suwarno, HB kepada duta.co berharap agar video yang sudah kadung viral itu, tidak menjadi bahan polemik. Warga NU sudah dewasa dalam berpolitik. NU sebagai jamiyah diniyah, tidak memiliki kapasitas untuk memaksa warganya agar memilih salah satu paslon dalam Pilkada.

“Saya berharap video itu dipahami dengan arif. Saya yakin warga NU lebih dewasa dalam berpolitik,” tegasnya.

Tak kalah menarik adalah komentar H Nur Hadi ST, tokoh NU dari Kecamatan Taman. Menurut Cak Nur, panggilan akrabnya, warga NU itu jauh lebih cerdas ketimbang oknum-oknum pengurus NU yang sibuk mencari duit politik.

“Perlu tahu! Pilkada Sidoarjo tahun ini, semua calonnya warga NU. Rakyat Sidoarjo sudah tidak perlu lagi melihat siapa paling NU. Hanya satu yang menjadi pertimbangan, siapa calon yang paling mumpuni membangun Sidoarjo lebih baik,” tegasnya.

Ditanya soal besar-besaran sumbangan, Cak Nur, pengusaha otomatif ini, menilai, tidak terlalu penting bagi pemilih, siapa Paslon penyumbang terbesar pembangunan masjid. Selain itu, nahdliyin juga tidak mudah didekte oleh oknum pengurus agar memilih si A si B.

“Pilkada kali ini, tidak terlalu sulit memilih pasangan terbaik. Lihat program, kecakapan, serta profil orangnya, in sya Allah dari Pilkada ini, warga Sidoarjo akan menemukan Bupati dan Wakil Bupati yang mampu membawa daerah ini lebih baik,” pungkas Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah (PPKN) tersebut. (yud,mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry