SURABAYA | duta.co – Penghuni Apartemen Bale Hinggil di Jl. Dr. Ir. H. Soekarno, Medokan Semampir Indah, Surabaya, Sabtu, (24/2/2024), melakukan penyegelan terhadap kantor pemasaran apartemen tersebut.

Tindakan ini diambil sebagai bentuk protes atas dugaan ketidakpuasan terhadap manajemen apartemen yang dinilai kerap ingkar janji.

Saat ini, penghuni merasa tidak puas dengan kebijakan manajemen yang telah meningkatkan biaya service charge dan sinking fund sebesar 80% secara sepihak pada Desember 2020. Ketidakpuasan ini telah dirasakan sejak Mei 2019, sejak serah terima unit kepada penghuni. Meskipun penghuni telah membayar dengan baik, mereka mengalami pemblokiran tanpa alasan yang jelas.

Oki Moktar, yang menjabat sebagai Body Manager Apartemen Bale Hinggil, dijanjikan akan bertemu dengan pihak PT. Tata Kelola Sarana (TKS), dalam waktu dua minggu oleh pihak manajemen. Namun, janji tersebut tidak kunjung dipenuhi. Hal ini memicu kemarahan penghuni, yang akhirnya memutuskan untuk menyegel kantor pemasaran.

salah satu penghuni Apartemen, Kris, dalam pertemuan lanjutan dengan badan pengelola, menyoroti masalah penutupan yang terjadi belakangan ini. Meskipun dijanjikan untuk bertemu dengan Direktur PT. Tata Kelola Sarana, nyatanya pertemuan tersebut ditunda hingga H-1.

“Pertemuan ini bukan yang pertama kali terjadi, sudah sering dan bertahun-tahun,” ujarnya.

Salah satu penghuni menekankan, bahwa pihak PT. Tata Kelola Sarana, pihak pengelola tampak charge yang dinilai tidak proporsional dengan fasilitas yang disediakan. “Warga hanya ingin kejelasan dan transparansi,” tambahnya.

Merujuk pada permintaan keterbukaan informasi dan audit keuangan yang telah lama mereka tuntut, mereka juga berharap agar proses Penyelesaian Sengketa Sertifikat Rumah Susun (PSSRS) dapat dipercepat, serta mendapatkan hak kepemilikan mereka (SHM PSSRS) yang dinilai terkatung-katung selama ini.

Dalam suasana yang semakin tegang, harapan utama dari para penghuni adalah agar pihak pengelola apartemen mau mendengarkan dan merespons kebutuhan serta aspirasi warga dengan serius.

“Kami ingin keadilan dan hak kami diakui,” tegas salah satu warga. “Kami tidak akan berhenti berjuang hingga mendapatkan kejelasan dan keadilan yang pantas kami dapatkan,” tutup Kris kepada duta.co

Muhammad Tri Joko, wakil Building Manager Apartemen Bale Hinggil, menyatakan bahwa akan mengkoordinasikan dengan direktur terkait tuntutan penghuni. Keputusan terkait pertemuan dengan penghuni akan diambil oleh direktur, yang diharapkan akan memenuhi tuntutan tersebut.

Penghuni menegaskan bahwa mereka menuntut keterbukaan informasi, transparansi dalam laporan keuangan, audit dari pihak ketiga, serta percepatan proses perolehan hak kepemilikan apartemen. Mereka menekankan bahwa penyegelan kantor pemasaran akan terus berlanjut hingga manajemen memenuhi tuntutan mereka.

Direktur manajemen apartemen diharapkan akan hadir pada pertemuan yang dijadwalkan pada hari Senin mendatang. Jika tidak hadir, penghuni menyatakan bahwa mereka akan terus mengambil langkah-langkah protes hingga tuntutan mereka dipenuhi.

Kesimpulannya, konflik antara penghuni dan manajemen apartemen Bale Hinggil terus berlanjut, dengan penyegelan kantor pemasaran sebagai bentuk protes atas dugaan ketidakpuasan terhadap kebijakan dan ketidaktransparanan manajemen apartemen.(gal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry