Para pembicara dalam acara sosialisasi perlindungan konsumen di sektor keuangan, kerjasama antara OJK dan STIE Perbanas, Kamis (12/9). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai saat ini sudah menerima 10.048 surat masyarakat. Surat itu berisi tentang permohonan informasi serta pengaduan terkait produk jasa keuangan yang ada.

Dari jumlah itu, dari data OJK, sebagian besar terkait produk asuransi. Jumlahnya mencapai 83.96 persen atau 8.336 surat.

Pengawas 2  dan Manajemen Strategis OJK, Mulyanto mengatakan surat ini belum seberapa dibandingkan dengan kasus yang ada di masyarakat.

“Ini membuktikan bahwa masih belum pahamnya masyarakat akan produk keuangan. Tingkat pemahaman mereka masih rendah,” ujar Mulyanto saat acara di STIE Perbanas Surabaya, Kamis (12/9).

Dikatakan Mulyanto, ada jarak atau gab antara pengguna produk jasa keuangan dengan tingkat pemahamannya atau literasi. “Pengguna produk jasa keuangannya sudah 70 persen, tapi literasinya masih 29 persen nasional. Kalau di Jawa Timur literasi 33 persen,” tandas Mulyanto.

Selama ini, untuk produk jasa keuangan terutama asuransi, informasi yang disampaikan perusahaan terkadang tidak lengkap. Mereka hanya menyampaikan hal yang manis-manis kepada nasabah. Padahal, OJK sudah menerbitkan aturan bahwa perusahaan jasa keuangan harus menjelaskan sedetik-detilnya tentang produknya kepada masyarakat.

“Saat ini produk jasa keuangan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Tapi konsumen sebatas melakukan trandaksi tanpa memahami produk jasa keuangan itu,” tukasnya.

Di sinilah pentingnya literasi mengenai produk jasa keuangan. “Kalau asuransi banyak keluhan karena masyarakat tidak paham produk yang dibeli,” tukasnya.

Karena itu OJK menggandeng kampus untuk memberikan pemahaman terutama kepada mahasiswa. Nantinya diharapkan mahasiswa bisa menjadi agen dari perubahan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan produk jasa keuangan terutama risiko-risiko yang dihadapi.

Salah satu kampus yang dijadikan mitra adalah STIE Perbanas Surabaya. “Kita menggandeng banyak pihak agar masalah literasi produk jasa keuangan ini bisa terus meningkat,” tandasnya.

Ketua STIE Perbanas, Yudi Sutarso mengungkapkan, mahasiswa STIE Perbanas sudah terbiasa dengan masalah perbankan, keuangan dan pemasaran. Mereka sudah hafal tentang berbagai produk jasa keuangan yang ada di Indonesia. Karena memang jurusan yang ada di STIE Perbanas Surabaya yang ada kaitan dengan hal tersebut,

“Jadi tidak salah menggandeng kampus STIE Perbanas Surabaya. Ini kesempatan bagi mahasiswa untuk menjadi agen literasi produk jasa keuangan di lingkungan sekitarnya,” tukas Yudi. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry