Dr KH M Sukron Djazilan, MPd.I – Dosen FKIP/Wakil Ketua PWLDNU Jatim

KEBAIKAN dapat datang, diperoleh, maupun dicari dari berbagai macam washilah (perantara). Seperti halnya memupuk keimanan kita semua yang dapat dilakukan melalui syari’at-syari’at yang telah Allah beserta Rasulullah SAW ajarkan. Salah satu jargon yang sering didengar oleh masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam adalah kalimat “Hubbul Wathon Minal Iman” “Mencintai Tanah Air adalah Sebagian dari Iman”.

Pendapat yang berargumen bahwa “Hubbul Wathon Minal Iman” adalah sebuah hadits, dinilai oleh para ulama’ sebagai hadits maudhu’. Namun, makna yang terkandung di dalam kalimat Hubbul Wathon Minal Iman itu sendiri adalah shahih. Sebagaimana yang didawuhkan oleh beliau Syaikh Ali Mulla Al Qori, seorang ulama besar ahli fikih, hadits, serta sufi di dalam kitabnya yang berjudul Mirqah Al Mafatih yang berbunyi: “Hadits hubbul wathan minal iman statusnya adalah maudhu’, meskipun makna yang dikandungnya adalah shahih”.

Para ahli tafsir seperti Imam Fakhruddin Ar Razi dalam kitabnya Mafatikh Al Ghaib ketika menafsirkan surah Al-Qoshosh ayat 85 menyatakan ayat tersebut mengandung isyarat bahwasanya hubbul wathon juga merupakan sebagian dari iman.

Mencintai negeri berarti rela berkorban apapun demi tanah airnya. Pada masa krisis saat ini (pandemi COVID-19) sangatlah dibutuhkan kerjasama antara seluruh lapisan masyarakat agar wabah cepat terkendali, dan bahkan sampai tidak ada kasus positif sekalipun. Bantuan sebesar apapun, dana sebanyak apapun, apabila tidak diimbangi kesadaran masyarakat untuk mensukseskan protokol-protokol yang dikeluarkan oleh pemerintah akan dirasa percuma, yang ada hanyalah kondisi yang stagnan tanpa ada penurunan jumlah korban.

Allah Azza Wa Jalla berfirman di dalam Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 59 yang berbunyi:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatilah Rasulullah (Muhammad), dan ulil ‘amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan rasul (As-Sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”

Ayat diatas memiliki pengertian bahwasanya mentaati pemimpin juga merupakan suatu perintah dari Allah SWT. Dengan mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemeritah, hal ini berarti kita juga telah melaksanakan perintah Allah SWT. Marilah kita berpartisipasi untuk senantiasa menjaga negeri ini, dapat dimulai dari dalam diri kita sendiri, lalu diajarkan kepada orang lain. Saling bahu-membahu, bergotong royong demi menumpas habis wabah COVID-19 ini. Dan semoga dengan adanya partisipasi kita dalam berusaha untuk memperkecil jumlah angka pasien yang dirawat wabah ini segera berakhir.

Mari kita patuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, agar diri kita maupun seluruh masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia segera bebas dari pandemi ini. Bebas untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dulunya kerap kali kita laksanakan sebelum adanya wabah pandemi ini.

Kita harus bersyukur bahwasanya para ulil ‘amri di negri kita masih melaksanakan amanah yang diembannya, untuk melindungi rakyatnya, meminimalisir angka manusia yang terjangkit virus. Apa jadinya bila mereka acuh? Tak memperdulikan keselamatan jiwa dan raga rakyatnya? Naudzubillahi min syarri dzalik. Semoga kita selalu dilimpahi keselamatan fiddunya wal akhiroh. Amin amin amin ya robbal ‘alamin. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry