Demonstrasi buruh di Jakarta menentang undang-undang cipta kerja (Foto/dw.com)

JAKARTA | duta.co – Posisi ‘Buruh’ Indonesia dipertanyakan. Masih kuat atau lumpuh total? Hari ini (Rabu, 1/5/24) adalah Hari Buruh Se-dunia atau May Day, waktu paling tepat untuk melihat bagaimana ‘stamina’ buruh di negeri ini.

Nah, dalam rangka memperingati Hari Buruh Se-dunia atau May Day, Partai Buruh mengajak seluruh elemen kelas pekerja untuk turun ke jalan, bergabung dalam aksi May Day di Istana Merdeka, Jakarta, tanggal 1 Mei 2024.

“Ini adalah momen kita untuk bersuara, memperjuangkan hak rakyat, menuntut keadilan, serta merebut kesejahteraan,” begitu Partai Buruh dalam unggahan diakun media sosial resminya, Selasa 30 April 2023.

Partai Buruh ‘mengklaim’ sebagai representasi perjuangan kaum pekerja di Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa persatuan kelas pekerja menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan oleh semua musuh musuh rakyat. Sayang, partai ini tidak lolos ke Senayan.

“Kekuatan kita ada dalam solidaritas. Dengan berdiri bersama di dalam aksi ini, kita menunjukkan kekuatan nyata dari persatuan kelas pekerja. Ayo, tunjukkan semangat perjuangan, buat pemerintah mendengar suara kita, bikin musuh-musuh rakyat gemetar melihat derap langkap kita,” lanjut dalam unggahannya.

Di penghujung unggahan, Partai Buruh mengajak seluruh elemen kaum pekerja menjadikan May Day sebagai simbol perjuangan melawan kezaliman. “Hari Buruh! Kita jadikan tanggal 1 Mei sebagai simbol perjuangan!,” katanya.

Aksi tersebut akan dilaksanakan di Istana Negara, konon diikuti sekitar 50 ribu buruh di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, lalu dilanjutkan di Stadion Madya GBK dalam kegiatan May Day Fiesta. Tuntutan keren, Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja, Hapus Outsourcing  dan Tolak Upah Murah.

Polisi mengantisipasi aksi ini dengan apik. Polres Metro Jakarta Utara misalnya, menyediakan pos pelayanan kesehatan saat pelaksanaan aksi buruh di Jakarta Utara pada Rabu. “Kami siapkan di dua lokasi pengaman aksi buruh,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan pelayanan kesehatan ditujukan kepada  buruh atau pekerja yang mungkin kelelahan saat menjalankan aksi. Pelayanan kesehatan akan melibatkan anggota polwan yang bertugas. “Pokoknya pelayanan yang terbaik diberikan kepada rekan-rekan yang membutuhkan,” kata dia.

KSPI Juga Turun Total

Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) kabarnya juga menurunkan sekitar 48 ribu orang buruh di jalanan Jakarta besok.

“Total ada 48.300 massa buruh akan aksi besar-besaran turun ke jalan. Kita akan jaga betul-betul keamanan dan ketertiban selama peringatan May Day berlangsung,” kata Presiden KSPSI Andi Gani di Jakarta, Selasa (30/4/2024)

Massa aksi buruh datang dari berbagai daerah mulai dari DKI Jakarta, Bandung Raya, Banten, dan lainnya. Aksi May Day akan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dipusatkan di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Kemudian, pada pukul 13.00 WIB massa aksi akan bergerak ke Stadion Madya Gelora Bung Karno untuk kembali merayakan May Day.

Selain Jakarta, di seluruh provinsi Tanah Air juga digelar peringatan May Day secara serentak. Tujuan aksi ini untuk membawa sejumlah tuntutan. Tuntutan pertama, KSPSI meminta Pemerintah mencabut Omnibus Law klaster ketenagakerjaan.

Andi Gani menaruh harapan besar kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dapat memperhatikan isu tersebut.

“Saya meyakini Pak Prabowo menaruh kepedulian besar terhadap buruh. Apalagi, di Pilpres 2019 lalu, Presiden KSPI mendukung penuh Pak Prabowo. Jadi, pasti Prabowo-Gibran akan mempelajari bagaimana masalah perburuhan, apa yang diinginkan buruh, dan lainnya,” tuturnya.

Tuntutan kedua, KSPSI menolak upah murah. Ketiga, perlindungan terhadap buruh migran harus ditingkatkan. Keempat, mengusulkan kepada Kapolri agar dibentuk unit khusus yang mengurus pidana ketenagakerjaan.

Makin Terpuruk

Wahyu Susilo, menulis di dw.com. Menurutnya ‘Kondisi Buruh Masih Terpuruk’. Organisasi Perburuhan Internasional ILO,  tahun 2024 meluncurkan laporan World Employment and Social Outlook 2024. Berdasarkan observasi dan monitoring kondisi ketenagakerjaan global, situasi dan kondisi kaum buruh di muka Bumi ini masih menghadapi situasi rentan dan bekerja dalam kondisi yang belum sepenuhnya layak.

Meski Pandemi COVID-19 sudah berlalu, masih menyisakan ketidakpastian atas pekerjaan yang layak, dan berkontribusi pada eskalasi tingkat pengangguran global. Organisasi bantuan OXFAM mencatat, pandemi COVID-19 juga makin memperlebar jurang ketimpangan. Pundi-pundi kekayaan para penguasa bisnis makin menumpuk sementara jumlah orang miskin makin meningkat.

“Secara langsung dan tidak langsung menggerus daya beli masyarakat, tak terkecuali kaum buruh. Sebaliknya, upah buruh tidak mampu mengimbangi kenaikan harga komoditas dan jasa, sementara di sisi lain  jaminan sosial ketenagakerjaan masih belum bisa menjadi perisai tangguh kaum buruh untuk menghadapi gejolak harga,” tulisnya.

Peraih Hero-Acting to End Modern Slavery Award dari Department of State USA ini, juga menyoroti Pemilu yang hanya mengumbar janji. Ia menyebut Pemilu 2024 dengan segala kontroversinya, hanya sekedar mengumbar janji-janji retorik dan bombastis, seperti peningkatan kesejahteraan kaum buruh.

“Namun belum ada hal konkret yang bisa dinikmati dan dirasakan. Sebaliknya, Omnibus Law yang diresistensi kaum buruh, masih digadang-gadang menjadi pendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry