SURABAYA | duta.co – Tatang (40 th), peternak asal Tulungagung itu, pusing tujuh keliling. Betapa tidak, belasan sapi yang sudah dipersiapkan untuk dijual Idul Quran, satu-persatu ambruk.

“Tahun ini semakin parah. Sapi hanya bertahan 4 hari kalau sudah kenapa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), alamat ambruk. Gejalannya begitu cepat, kami pasrah, tak kuasa melawan,” demikian disampaikan kepada duta.co, Rabu (1/5/24).

Ada 17 sapi yang sudah dibesarkan setahun lalu. Targetnya memang Idul Qurban. Bahkan sebagian modal dari calon pembeli. “Kalau sudah begini, jangankan untung sedikit, impas saja sudah baik. Yang jelas rugi di depan mata,” tegasnya.

Ia menceritakan kondisi sapi yang kena PMK. “Sapi pilek. Badan panas. Makan malas. Kalau sudah begini, 4 hari lamanya, bakal ambruk. Kalau dijual pasti murah. Kalau tidak dipotong, mati. Serba repot, akhirnya mau tidak mau dipotong. Hari ini sudah banyak sapi yang kami potong,” tegasnya.

Menurut Tatang, kondisi sekarang lebih parah. Enaknya, tidak gampang menular. “Kalau sapi yang terkena PMK itu disuntik, hasilnya malah parah. Aneh, bukannya sembuh malah ambruk,” terangnya.

Tatang mencoba untuk mengisolasi sapi yang terkena PMK. Hasilnya, sama saja, tinggal menunggu waktu. “Kami berharap pemerintah hadir untuk cepat menyelamatkan nasib peternak kita. Sekarang rugi besar. Yang jadi pertanyaan, mengapa PMK hanya hadir menjelang Idul Quran, mengapa? Apa ada tangan-tangan setan yang menyebar virus,” tegasnya heran.

Ada Vaksin

Pemerintah memang menggalakkan vaksin untuk sapi-sapi itu. Sebagai tindaklanjut dari kegiatan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Dinas Peternakan Jatim juga melakukan kegiatan penandaan ternak. Sampai dengan tanggal  06 Maret 2024 kemarin, telah terpasang eartag sebanyak 2.5 juta ekor.

“Sudah didistribusikan eartag tambahan sebanyak 150.000 unit,” kata Indyah Aryani, Kepala Disnak Provinsi Jatim dalam kegiatan Penyerahan Vaksin PMK, LSD, Penanda Ternak (Ear Tag) Semen Beku dan Nitrogen Cair yang berlangsung di halaman kantor Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Kamis (7/3/2024).

Diterangkannya, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian bahwa ternak tersebut telah mendapatkan vaksinasi atau pengobatan. Disamping penjaminan kesehatan hewan melalui vaksinasi dan pengendalian penyakit menular, Pemprov Jatim juga melakukan percepatan melalui implementasi teknologi inseminasi buatan (kawin suntik).

Melalui teknologi tersebut, pada tahun 2023 Jawa Timur mampu melaksanakan inseminasi buatan sebanyak 1.892.962 dosis dengan capaian akseptor sebanyak 1.365.696 ekor.  “Hasilnya, Jatim berkontribusi sebesar 43,07% terhadap angka inseminasi buatan Nasional dan menjadi Provinsi dengan akseptor tertinggi Nasional sejak tahun 2017 hingga tahun 2023,” terangnya.

Menurut Tatang, apa yang dilakukan pemerintah, jauh dari harapan peternak. Idealnya kita bisa melawan PMK, tetapi nyatanya semua menyerah. Begitu juga kompensasi yang diberikan kepada peternak, selama ini dinilai nihil. “Mana keberpihakan pemerintah terhadap nasib peternak? Kalau mereka dibiarkan sendiri, pasti mati,” terangnya lemas. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry