WISATA EDUKASI: Museum Angkut, salah satu destinasi wisata pendidikan di Kota Batu yang bisa menjadi pilihan wisawatan saat mengunjungi kota Batu. (duta.co/RIO HENDRA)

BATU |duta.co – Keunggulan Kota Batu menjadi salah satu pusat wisata di Jatim dan  kawasan timur Indonesia karena banyaknya pilihan destinasi yang bisa dilakukan wisatawan dalam dan luar negeri. Mau petualangan, menikmati keindahan alam dan pendidikan semuanya ada.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Sinal Abidin mengatakan tak kurang dari 20 destinasi wisata tersedia di Kota Batu.  “Semua jadi wisata unggulan dan kita beri porsi yang sama dalam pengembangannya,” imbuh mantan Kepala Humas Pemkot Batu tersebut.

Sektor pariwisata selama ini menjadi tumpuan Kota Batu di samping sektor pertanian. Lebih dari separuh Pendapatan Asli Daerah  (PAD) disokong dari sektor pariwisata. Tahun lalu sektor ini menyumbang 65 persen dari total PAD Kota Batu.

Sementara itu, Kementerian Pariwisata menargetkan bisa menarik satu hingga dua juta wisatawan mancanegara dari wisata halal pada 2017. Kepala Bidang Investasi Kementerian Pariwisata Hengky Manurung mengatakan wisata halal tak lagi menyasar wisatawan dengan segmen agama tertentu tapi sudah dikembangkan menjadi gaya hidup.

Optimisme ini juga ditopang prestasi Indonesia yang menyabet 12 juara dari 16 kategori yang dilombakan dalam World Halal Tourism Award 2016. “Kita sedang mengembangkan wisata halal di 12 kota di Indonesia,” kata Hengky di Malang beberapa waktu lalu.

Beberapa kota yang dikembangkan menjadi destinasi wisata halal di antaranya Aceh, Jakarta, dan Lombok. Bali dan Sulawesi Selatan juga menjadi sasaran pengembangan wisata halal. Menurut Hengky, di Bali sudah mulai bermunculan hotel-hotel halal. Bahkan predikat World’s Best Family Friendly Hotel tahun ini jatuh ke The Radhana Kuta Bali.

Wisatawan Timur Tengah merupakan sasaran yang dibidik dalam wisata halal. Saat ini jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota wisata halal masih berkisar antara 600 ribu sampai satu juta per tahun. Sebanyak 300 ribu di antaranya berasal dari Timur Tengah.

“Wisata halal bukan hanya menyangkut soal kuliner, tapi juga fasilitas selama berwisata memudahkan wisatawan beribadah dengan ketersediaan mushala dan Alquran,” kata Hengky.

Malaysia dan Jepang sedang menggencarkan wisata halal, jangan sampai kita yang negaranya mayoritas Muslim tertinggal dari mereka. (rio)

 

 

 

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry