PENGARAHAN. Mas Pj (berdiri) memberikan pengarahan pada Pelatihan Penyusunan SOP dan SOM. Duduk dari kiri ke kanan, Kepala Diskopukmperindag Ani Wijaya SE MM, Sekda Gaguk Tri Prasetyo ATD MM, dan Narasumber Abdul Ghoni SE. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Pemkot Mojokerto berkomitmen untuk mengembangkan koperasi sebagai soko guru perekonomian. Salah satunya dengan menggelar Pelatihan Penyusunan SOP (Penyusunan Standar Operasional Prosedur) dan SOM (Standar Operasional Manajemen) di Sabha Mandala Madya Pemkot Mojokerto, jalan Gajah Mada 145, Senin (18/3/2024).

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto Ani Wijaya SE MM menjelaskan, Pelatihan SOP, SOM, dan Peraturan Khusus (Persus) di bidang perkoperasia ini diikuti oleh 138 koperasi, terdiri dari 120 koperasi dengan unit simpan pinjam dan 18 koperasi dengan unit produsen pemasaran dan sejenisnya.

Kegiatan ini dilatarbelakangi mengingat masih banyaknya Koperasi di Kota Mojokerto yang posisinya dalam pengawasan. Yang dalam pengawasan terdapat kurang lebih 45 koperasi dan dalam pengawasan khusus 61 koperasi. Sedangkan untuk sehat 58 dan cukup sehat ada 37.

“Nah ini memerlukan effort (usaha) supaya yang kondisinya cukup sehat ini bisa menjadi sehat, sedangkan yang kondisinya dalam pengawasan khusus bisa naik kelas menjadi cukup sehat, kemudian yang kondisinya dalam pengawasan khusus syukur-syukur bisa langsung melompat menjadi cukup sehat, minimal menjadi dalam pengawasan,” harapnya.

Kegiatan dilaksanakannya selama tiga hari dengan narasumber Abdul Ghoni SE, akuntan dari LDP Jaya Edukasi Lamongan.

“Harapan kami ke depan, dengan adanya pelatihan ini maka koperasi selain kesehatannya meningkat, kualitasnya juga meningkat, dan tentunya seluruh anggota koperasi kesejahteraannya semakin meningkat,” harapnya.

Kegiatan ini sepenuhnya didanai oleh APBD tahun 2024. “Anggaran ini adalah bentuk komitmen Pemerintah Kota Mojokerto untuk terus mendorong dan mengembangkan soko guru perekonomian Kota Mojokerto, yaitu koperasi,” katanya.

Sedangkan Pj Wali Kota Mojokerto Muhammad Ali Kuncoro S.STP MSi mengatakan, koperasi pertama kali masuk di indonesia di akhir abad 19. “Koperasi ini dianggap sebagai soko guru perekonomian sebagaimana yang disampaikan oleh Muhammad Hatta,” ujarnya.

Menurutnya, anggapan ini memang terwujud. Buktinya, pada saat pandemi covid-19 menghantam semua negara di tahun 2019, khususnya Indonesia, BUMN, BUMD, dan BUMS jatuh tapi koperasi tetap tegar dan bisa bertahan.

“Koperasi ini kan small but beauty, kecil tapi cakep, checklist karena dalam koperasi itu tidak ada majikan dan buruh, semua flat, semua punya kewajiban yang sama,” katanya.

Dikatakannya, dari koperasi yang ada di kota Mojokerto, hanya 58 koperasi atau sekitar 28% yang sehat. Ini menunjukkan bahwa perkoperasian di kota Mojokerto sedang tidak baik-baik saja.

Untuk itu, sosok yang akrab disapa Mas Pj ini berharap, perkoperasian di kota Mojokerto ke depan sehat, kompetitif, punya daya saing tapi juga bisa bersaing, dan yang tidak kalah pentingnya, melek secara digitalisasi.

“Eranya sudah era global. Digitalisasi adalah sebuah keniscayaan, semua harus bisa, semua harus mampu, dan semua harus menyesuaikan,” pungkasnya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry