SURABAYA | duta.co – Siapa sangka kandang ‘Banteng’ Surabaya bisa jebol? Dan itulah hasil quick count Pilgub Jatim, pasangan Khofifah-Emil ternyata moncer juga di kota pahlawan. Meski Walikota Tri Rismaharini sudah berusaha ‘mendowngrade’, meruntuhkan pamor pasangan nomor urut satu ini dengan bahasa keminter, buktinya Arek Surabaya ini tak tergoyahkan.
Menurut data hitung cepat versi kpu.go.id, di Surabaya paslon 1 meraih 436.129 (50,1%) suara unggul atas paslon 2 memperoleh 434.746 suara (49,9%). Dengan tingkat partisipasi pemilih 59,6% atau 893.197 pengguna hak pilih.
Meski unggul tipis, hasil ini cukup ‘menampar’ PDIP sebagai partai pengusung Gus Ipul-Puti. Karena kota Surabaya merupakan ‘kandang’ banteng, sebutan partai berlambang banteng moncong putih ini. Mulai dari Ketua DPRD hingga walikota dan wakilnya kader PDIP.
Bagaimana dengan Walikota Tri Rismaharini yang getol berkampanye untuk Paslon 2? Menurut Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surochim Abdussalam, pengarush Risma tertutup oleh pesona Emil Elestianto dardak.
“Yang terjadi sesungguhnya ada Emil effect yang efektif memberi tambahan dan penguatan untuk suara bu Khofifah. Pemilih pemula dan sebagian besar generasi milenial terimpresi pada Emil sebagai representasi anak muda yang cerdas dan taktis serta visioner progresif,” terangnya.
Lanjutnya, di luar dugaan Risma effect tidak terlalu berperan membantu mendongkrak suara di Pilgub Jatim. “Agak di luar perkirakan. Bisa jadi karena terlalu vulgar (kasar) dan tidak persuasif dialogis (saat kampanye). Sementara anak muda agak rejected terhadap hal yang sifatnya perintah,” papar peneliti Surabaya Survey Center ini.
Diperkirakan suara 10,7 % undecided voters sebagian besar berlabuh ke paslon 1 dan itu adalah pemilih rasional yang lebih melihat kapasitas dan kompetensi pasangan calon.
Sementara itu, hasil Quick Count lima lembaga survey menyatakan pasangan Khofifah-Emil menang lebih dari 6% atas pasangan Gus Ipul – Puti. (zal)
