Firly Irhamni, SIP, MM – Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis

Ekonomi Digital, Fintech, dan E-Commerce

Perkembangan fintech saat ini kebanyakan mensyaratkan tersedianya infrastruktur teknologi yang mutakhir untuk dapat mengoptimalkan manfaat dari inovasi produk dan jasa tekfin. Sistem pembayaran yang berbasis aplikasi di handphone misalnya, membutuhkan spesifikasi handphone yang lebih tinggi dan akses internet cepat.

Fintech di bidang lending membutuhkan analisis risiko calon peminjam yang berlokasi di mana saja, karena akses yang lebih mudah bagi pengelola fintech. Sehingga bentuk inovasi semacam ini diharapkan akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi pada daerah yang tertinggal, daerah yang sejak awal tidak mempunyai infrastruktur yang memadai.

Sebagai sebuah inovasi, hendaknya fintech dapat mengambil peran yang tidak dapat dipenuhi oleh industri perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Produk dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh penyedia fintech seharusnya lebih compatible dengan teknologi yang ada di negara-negara tertinggal, sehingga dapat menjadi subsitusi terhadap produk dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan formal.

Bukan sekadar meningkatkan kenyamanan dalam mengakses jasa keuangan seperti masyarakat di perkotaan, ketersediaan fintech di daerah tertinggal dapat menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Hal ini kemudian menciptakan celah bagi penyedia jasa keuangan non-formal yang mudah ditemui oleh masyarakat menengah ke bawah. Dalam hal pinjam-meminjam biasanya bunga yang ditetapkan sangat tinggi.

Dalam hal investasi produktif di sektor pertanian, dilakukan sistem bagi hasil yang seringkali memberatkan bagi petani. Dalam hal sistem pembayaran, masyarakat sangat mengandalkan pembayaran tunai karena tidak adanya atau sulitnya akses terhadap pembayaran non tunai, sehingga membatasi aktivitas perekonomian.

Jika ini terus dibiarkan akan menyebabkan aktivitas ekonomi yang berbiaya tinggi dan akan memberikan disinsentif bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk melakukan aktivitas produktif. Dan pada akhirnya aktivitas ekonomi yang tidak efisien ini tidak akan mampu mendorong ekonomi tumbuh dengan baik.

Platform yang tengah bertengger di puncak perekonomian nasional saat ini adalah fintech dan e-commerce. Dua manifesto yang diatrgetkan sebagai unicorn ekonomi, khususnya digital tersebut semakin membuktikan keberhasilannya dalam menggerakan perekonomian domestik.

Peluang yang besar terhadap perputaran roda ekonomi yang cepat di era digital seperti saat ini, menuntut fintech maupun e-commerce sebagai platform digital dapat memberikan kontribusi terhadap berlangsungnya pembangunan nasinal pada sektor ekonomi. Sistem real time yang menjadi acuannya juga diharapkan dapat menarik para investor untuk turut hadir di dalamnya.

Poin ketiga adalah mengembangkan data guna membangun ekosistem digital yang bijak dan mapan. Sedangkan yang keempat, mengembangkan dan mengombinasikan industri offline dan online agar saling melengkapi dan memberi keuntungan.

Sementara itu, untuk jumlah start up di Indonesia sendiri, menurut Startup Ranking, negara kita menduduki urutan nomor lima dunia dengan jumlah start-up terbanyak, yakni 2.193 buah pada 2019, setelah Amerika Serikat, India, Inggris Raya (United Kingdom), dan Kanada.

Indonesia kini punya empat unicorn (valuasi lebih dari US$ 1 miliar) dan satu decacorn (valuasi lebih dari US$ 10 miliar). Saat ini Gojek punya valuasi perusahaan sekitar US$ 11 miliar, Tokopedia US$ 7 miliar, Traveloka US$ 4,5 miliar, OVO US$ 2,9 miliar, dan Bukalapak US$ 2,5 miliar. Hal ini tentu akan semakin menarik untuk dikembangkan agar perekonomian dalam negeri terus menunjukkan progres yang baik.

Start up yang bergerak dalam bidang e-commerce maupun fintech dapat merayakan momen digitalisasi perekonomian ini dengan melaksanakan kolaborasi yang konkrit juga saling menguntungkan.

Jalinan kerja sama tersebut, bagi fintech lending dan e-commerce berguna untuk memberikan data ataupun catatan transaksi calon pembeli ataupun pebisnis di platform dagang eletronik yang hendak meminjam dana. Selain itu, kehadiran fintech lending bagi e-commerce, diharapkan dapat memberikan alternatif cara pembayaran yang lebih mudah dan efektif. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry