KERINGKAN IKAN: Salah satu Pengelolaan ikan asin di Tuban sedang proses produksi ikan asin. Guna menekan biaya operasional dampak garam langka, mereka mengurangi penggunaan garam. (duta.co/syaiful adam)

TUBAN | duta.co- Sejumlah produsen pengelolaan ikan asin di Kabupaten Tuban mengeluh atas kelangkaan garam yang terjadi dalam satu bulan terakhir, hal tersebut bukan tanpa sebab meningat selama ini garam yang menjadi salah satu bahan pengawet dalam pengasinan ikan asin sangat sulit didapat di pasaran.

Disamping langkah harga garam dipasaran pun melambung tinggi hingga membuat sejumlah pengusahan ikan asin mengurangi pemakaiaan garam.

Sujono, salah seorang pengusaha ikan asin asal Desa Glodog, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban mengaku kesulitan untuk mendapatkannya, dan akibat mahalnya harga garam Dirinya terpaksa mengurangi penggunaan garam hingga 50 persen dari biasanya, karena sulitnya mendapatkan kristal putih berasa asin tersebut.

“Hampir satu bulan ini kita kurangi pemakaian garam sampai setengahnya, dapatnya susah kalau pun ada pasti harganya mahal,” ungkap pria berkacamata tersebut, Jumat (28/7/2017)

Lebih lanjut pria yang biasa di sapa pak haji oleh warga sekitar ini menyampaikan harga garam saat ini mencapai Rp4.000 hingga Rp5.000/ kilogram. Padahal sebelumnya paling mahal harga garam hanya Rp3.000/kilogram. Sementara untuk memproduksi ikan asin, rata rata satu hari membutuhkan garam hingga 4 kuintal.

“Sekali produksi ikan asin biasanya rata-rata butuh 4 kwintal perharinya, sementara saat ini harga garam mencapai 5 ribu rupiah per-Kg,” jelasnya.

Untuk mensiasati tingginya harga produksi saat ini pihaknya mengaku terpaksa menguranggi pengunaan garam  dari 4 kwintal untuk mengolah 1 ton ikan menjadi 2 kwintal saja. “Harga ikan gak mungkin dinaikan mas, makanya caranya di kurangi garamnya,” ungkap pengusahan ikan asin ini

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban Ir.Amenan, saat dikonfirmasi mengatakan, Pemkab sudah melakukan berbagai upaya menjaga ketersediaan garam. Bahkan untuk meningkatkan produksi petani garam, salah satunya dengan membentuk kasawan ladang garam hingga 15 hektar dengan produksi 100 ton per hektar.

Namun disayangkan meski ketersediaan lading petani garam di Kabupaten Tuban terbilang luas kondisi cuaca yang tidak menentu rupanya menghambat produksi garam petani Tuban.

“Soal harga saja justru senang kalau mahal karena petani kita dapat merasakan nikmatnya. Sekarang 3.000 ditingkat petani kita, sebelumnya hanya tidak pernah sampai segitu. Kalau produksi kami sudah siapkan kawasan ladangnya untuk peningkatan produksi, tapi cuaca masih belum mendukung,” terang Amenan. (sad)