Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea saat acara BI Talk, Selasa (26/3/2024). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Pertumbuhan ekonomi di 2024 ini diprediksi tidak banyak berubah dibandingkan 2023. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea saat acara BI Talk, Selasa (26/3/2024).

Erwin mengatakan kondisi global yang menyebabkan pertumbuhan itu tidak mengalami banyak perubahan. Misalnya konflik geopolitik yang masih terus berlanjut, konflik laut merah yang mempengaruhi jalur distribusi sehingga ongkos menjadi tinggi.

“Itu memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sehingga kami prediksi di 2024 ini akanengalami kelambatan dibanding 2023 lalu,” ujarnya.

Karena itu, Erwin berharap pertumbuhan domestik bisa terus ditingkatkan di tengah situasi seperti ini. Permintaan domestik harus tetap solid. Sehingga nanti pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,7 persen hingga 5,5 persen.

“Adanya motor investasi, konsumsi domestik, serta pilkada serentak di Jatim khususnya bisa menjadi pemicu peningkatan pertumbuhan,” jelasnya.

Di Jawa Timur sendiri, Erwin juga masih optmis pertumbuhan ekonomi bisa dipertahankan. Inflasi juga diprediksi di angka 2,5 persen plus minus 1 persen.

“Jatim itu kontribusinya sangat signifikan. Kontribusi bisa mencapai 14 persen dari PDRB (produk domestik regional bruto). Karena itu kita harus bersama merumuskan strategi kebijakan optimal untuk meningkatkan kiinerja unggulan ini.. memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk mendorong kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Erwin mengungkapkan pada 2023 lalu secara nasional ekonomi tumbuh sebesar 5,5 persen. Dorongan utama pertumbuhan itu adalah konsumsi domestik yang solid, investasi bagus, penyelesaian project dan sinergi nasional untuk terus mendorong pertumbuhan itu.

Untuk Inflasi di 2023 lalu di Jatim, kata Erwin, sebesar 2,92 persen. Angka itu sangat bagus di tengah kondisi perekonomian yang tak menentu serta elnino.

Dalam kesempatan itu BI Jatim memgundang beberapa pembicara yakni Deputi Kepala BI Jatim, Mohamad Noorr Nugroho, Kepala Departemen Ekonomi, FEB Universitas Indonesia, Vid Adrison, Rumayya Batubara selaku Koordinator Prodi Ekonomi Pembangunan FEB Unair serta Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Jawa Timur, Sri Rahayu.

Pengamat : Tidak Perlu Khawatir

Dalam paparannya, Vid Adrison mengatakan kondisi perekonomian yang dikabarkan tidak menentu janganlah dikhawatirkan.

“Tax rasio kita jauh lebih rendah dibandingkan negara kebanyakan. Efeknya ke Indonesia tidak sebesar negara terbuka,” katanya.

Selain itu kata Vid, adanya pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 38 kabupaten kota dan satu provinsi Jatim, aka berdampak pada perekonomian.

“Penting meningkatkan kualitas institusi dan demokrasi. Ini adalah dua hal yang bisa meningkatkan kepercayaan publik sebagai indikator penting menggerakkan perekonomian,” tandasnya. ril,/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry