Gerakan shalat bisa menyehatkan jantung. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Ternyata gerakan shalat memberi pengaruh positif untuk kesehatan jantung. Gerakan-gerakan dalam shalat mempengaruhi kemampuan otot-otot jantung memompa darah untuk disalurkan ke tubuh.

Hal ini diungkapkan Kaprodi Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Dr dr Andrianto, SpJP(K).

Menurutnya, shalat tidak terlepas dari aktivitas fisik dan psikis. Dengan aktivitas yang baik dan teratur, akan memperkuat otot-otot jantung sehingga jantung dalam memompa guna memenuhi kebutuhan sirkulasi darah di seluruh sel tubuh akan lebih baik.

“Ramadan ini maka secara fisik kita juga akan terlatih dan itu akan menopang fungsi jantung yang lebih baik,” kata Andrianto usai Shalat Tarwih bersama civitas akademika FK Unair, beberapa waktu lalu.

Terkait aspek psikis, problem penyakit jantung tidak terlepas dari aktivitas sistem saraf simpatik yang berlebih. Misalnya ketika orang emosional, orang terburu-buru, ketika orang mengejar target terhadap tertentu yang sangat berlebihan itu akan menyebabkan over activity daripada sistem saraf simpati sendiri.

“Secara spesifik, sebenarnya kaitannya dengan organ jantung akan meningkatkan denyut jantung berlebih. Denyut jantung yang berlebih mengakibatkan suplai atau kebutuhan suplai atau otot jantung itu juga akan lebih banyak,” terangnya.

Dia menambahkan, ketika ada kebutuhan dan penyediaan yang tidak seimbang menyebabkan gangguan pada otot jantung. Dan ini akan memperlemah jantung sebagai pompa untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi sel dari seluruh tubuh.

“Sehingga pada saat kita banyak melakukan shalat sesungguhnya secara psikis bisa membawa ke arah kondisi yang ideal,” terangnya.

Dua hal di atas, baik fisik dan psikis sangat penting kaitannya. “Kita tahu bahwa pada saat Ramadan harus membatasi makanan, dimana kita tahu bahwa faktor psiko penyakit jantung koroner mulai dari kolesterol tinggi hingga hipertensi, semua berawal dari pola makan,” urainya.

Pembatasan makan selama Ramadan akan berdampak sangat positif buat kesehatan jantung. Jadi, bagi orang yang kebetulan sudah punya sakit jantung tentu akan bisa memperingan penyakit jantungnya. Bagi yang kebetulan belum terkena jantung dengan mengendalikan faktor risikonya yang bersangkutan tentu tidak akan mudah untuk terkena penyakit hati.

Andianto juga mengingatkan, gerakan dalam shalat sebaiknya dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan. Jangan melakukan gerakan shalat terlalu cepat karena ini akan mempengaruhi kerja otot jantung.

Ketika kerja otot jantung berat, maka suplai oksigen akan lebih banyak. Nah, jika kebutuhan oksigen banyak tapi persediaan tidak seimbang maka akan mengganggu kerja otot jantun.

“Apalagi kalau pasien-pasien yang kebetulan sudah punya problem jantung, akan membawa jantung ini pada kondisi yang tidak stabil. Itu harus dihindari,” pungkasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry