SURABAYA | duta.co – Menancapkan semangat juang bagi anak-anak didik, adalah yang utama. Terutama dalam mencintai Negara Kesantuan Republik Indonesia (NKRI). Itulah yang dilakukan 77 murid Madrasah Ibtidaiyah Taswirul Afkar 1, Pegirian, Surabaya.

Rabu (21/2/24), mereka berkunjung ke Museum Nahdlatul Ulama (NU) di Gayungan, Surabaya yang didirikan Drs H Choirul Anam (Cak Anam) atas saran Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). Mereka menyusuri seluruh isi Museum NU yang diresmikan almaghfurlah KH Sahal Mahfudz tersebut.

“Mereka ajak 77 murid untuk mempelajari jejak perjuangan para Kiai NU. Guru-guru mengajak muridnya ke Museum NU di Surabaya agar mengerti dan memahami semangat juang para kiai,” tegas Laily Khumaidiyah SPdI, Kepala Sekolah MI Taswirul Afkar 1 Pegirian, sebagaimana disampaikan Lilik Sujiyanah pemandu Museum NU kepada duta.co, Rabu (21/2/24).

Menurut Lilik, para murid melakukan penambahan wawasan tentang karakter ASWAJA (Ahlussunnah Wal Jamaah) bagi generasi masa depan yang terbaik. Anak-anak mencatat satu persatu nama pejuang NU.

“Mereka memang harus mengenal dengan baik karakter Aswaja NU. Bagaimana beragama yang benar, mengamalkan Islam yang benar. Dengan begitu, mereka akan menjadi generasi masa depan yang baik,” tambah Lilik.

Masih menurut Lilik, siswa sekarang begitu cepat memahami, bahkan tidak sedikit yang sudah mengenal NU, terutama melalui media sosial. “Cuma, tidak semua informasi itu tepat, maka, kedatangan para siswa ini menjadi sangat berarti untuk penajaman wawasan,” tambahnya.

Banyak benda penting dalam Museum NU. “Kita ajak anak-anak melihat fakta sejarah, misalnya surat balasan Raja Saud perihal isi protes Komite Hijaz (tokoh-tokoh NU) ketika Arab Saudi hendak membumihanguskan situs-situs peninggalan Islam masa lalu. Bahkan sampai makam Kanjeng Nabi Muhammad yang hendak digusur karena dianggap tempat murysik, menjadi agenda penting kiai-kiai NU,” urainya.

Dalam kancah global (internasional), tegasnya, para masyayikh NU memiliki peran penting, terutama diperbolehkannya pengamalan (fikh) 4 madzhab di Arab Saudi. Dulunya dilarang. “Anak-anak bisa melihat surat yang diteken Raja Saud. Ini fakta yang tak bisa kita pungkiri,” pungkas Lilik. (rofik)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry