Bilik Kabut Anti Virus. FT/kemenag.go.id

JAKARTA | duta.co – Covid-19 memunculkan banyak kreatifitas baru. Salah satunya dibuat Forum Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia.

Mereka membuat inovasi teknologi menangkal virus dalam bentuk Kabut Anti Virus yang didesain dalam sebuah bilik. Produk ini dikenalkan dengan sebutan KAVI, Kabut Anti Virus.

Sesuai namanya, KAVI bekerja dalam sebuah bilik yang menyemprotkan kabut hand sanitizer. Air yang disemprotkan sudah dalam bentuk kabut sehingga lebih merata, namun hemat.

“Bilik KAVI ini sangat hemat dan merata, karena bentuknya bukan spray, tetapi uap atau kabut yang partikel-partikelnya sangat kecil,” jelas Ketua Forum Sains dan Teknologi PTKIN se-Indonesia, Sri Harini, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Rabu (25/03/2020).

Menurutnya, untuk membuat alat ini, bahan yang diperkukan meliputi: humidifizer yang dimodifikasi mengubah air menjadi kabut, bilik pembasmi virus, selang penghubung humidifizer ke dalam bilik, serta satu liter hand sanitizer dengan kadar alkohol 70%.

Cara membuatnya, kata Sri Harini, isi humidifizer dengan satu liter hand sanitizer 70%. Nyalakan humidifizer tersebut dan masukan selang penghubung ke dalam bilik. Setelah kabut masuk dan penuh maka bilik bisa difungsikan. “Satu liter hand sanitizer bisa digunakan selama lima hingga tujuh jam,” ungkapnya.

Bilik KAVI ini akan diproduksi dan dipasang di seluruh PTKIN yang memiliki Fakultas Sains dan Teknologi. Sebelum masuk gedung, orang harus masuk ke dalam bilik ini terlebih dahulu untuk disemprot kabut anti virus.

“Inovasi ini diprakarsai oleh Dr Imam Tazi, Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang bersama mahasiswa Jurusan Fisika. Inovasi ini akan kami dorong ke seluruh Fakultas Sains dan Teknologi PTKIN sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19,” ungkap Sri Harini.

Penuhi Kebutuhan Masyarakat

Selain Bilik KAVI, Forum Sains dan Teknologi, menurut Sri Harini, telah melakukan beberapa upaya lain untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, khususnya di Malang. Aksi tersebut antara lain: sterilisasi kampus dengan penyemprotan disinvektan, produksi massal hand sanitizer, produksi obat dan coklat antioksidan berbahan kelor, dan  kabut penyemprot mobil.

“Ini sebagai ikhtiar dan bentuk kontribusi nyata kampus memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama untuk menangkal Covid-19,” ungkapnya.

Produksi peralatan pencegahan Covid-19 ini dilakukan bertahap. Pertama adalah memproduksi hand sanitizer, lalu dilanjutkan dengan memproduksi bilik kabut (KAVI).

“Saat ini masih dikembangkan bilik yang lebih simpel dengan bahan yang ringan dan mudah dipindah,” papar Sri Harini.

Tahap ketiga, akan dibuat kabut disinvektan untuk mobil. Alat ini bisa dipasang pada pintu gerbang kantor, masjid, kampung, pesantren, dan lainnya. “Alat ini mudah dibuat, murah, dan efektif mencegah penyebaran virus,” ungkap Sri Harini.

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Abdul Haris, mengapresiasi inovasi Forum dan Fakultas Sains dan Teknologi. “Kampus UIN Malang memang harus membuktikan diri sebagai service university yang memberikan layanan kepada masyarakat atas wabah Covid-19 ini. Bahkan, UIN Malang juga memberikan layanan online untuk konsultasi psikologi, hukum, agama dan hotline layanan pencegahan COVID 19,” ungkap Rektor.

Apresiasi juga disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Arskal Salim. Dia menyambut inovasi dan upaya Forum Fakultas Sains dan Teknologi dalam mencegah penyebaran Covid-19.

“Inilah saat yang tepat bagi komunitas Fakultas Sains dan Teknologi PTKIN se-Indonesia untuk membuktikan ilmu pengetahuan dan rekayasa sains atas problem yang dihadapi bangsa ini, terutama massifnya Covid-19. Saya mendorong kepada seluruh pimpinan PTKI di Indonesia untuk dapat memanfaatkan temuan-temuan ini dengan baik,” ungkap Arskal Salim.

Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menambahkan, hasil riset kalangan PTKI semakin bermanfaat bagi masyarakat. Riset di bidang sains misalnya, terbukti dapat berkontribusi pada upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 yang dapat diakukan secara massif.

“Sementara riset di bidang sosial keagamaan mengisi pada ruang-ruang publik yang menyadarkan akan pemahaman dan praktik keagamaan yang benar dan tidak terjebak ke dalam faham keagamaan yang minim-nalar, terutama ketika dihadapkan dengan fenomena Covid-19,” papar Suwendi. (kemenag.go.id)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry