MALANG | duta – Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali mengukuhkan empat profesor. Mereka dari berbagai Fakultas, diantaranya Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Guru Besar pertama yang bakal dikukuhkan ialah Prof Dr Ir Sitawati MS. Ia akan dikukuhkan sebagai profesor pada bidang Ilmu Holtikultura pada, Rabu (21/2/2024). Naskah pidato sendiri berjudul Holtikultura Lanskap Model 3E (Estetika-Ekologis-Ekonomis) sebagai Solusi Kenyamanan Lingkungan Perkotaan.

Dalam uraiannya ia menjelaskan mengenai Hortikulura Lanskap Model 3E (Estetika-Ekologis-Ekonomis), merupakan pengembangan dari hortikultura lanskap yang menambahkan nilai ekologis dan ekonomis.   Hortikultura Lanskap 3E menjadi  penting mengingat pada saat ini populasi penduduk di perkotaan meningkat dengan perkiraan sekitar 53% penduduk bertempat di perkotaan.

Guru Besar kedua, yakni Prof Dr Ali Maksum MAg MSi mengangkat mengenai Transformasi Sosial Profetik Untuk Masyarakat Sipil Berkeadaban yang menghantarkan profesor pada bidang Sosiologi. Ia mengangkat judul naskah pada pengukuhan profesornya yakni Model Transformasi Sosial Profetik Untuk Masyarakat Sipil Berkeadaban.

Ia menyampaikan model transformasi sosial profetik muncul sebagai respon atas kegelisahan kondisi sosial. Persoalan fragmentasi sosial, kesenjangan, konflik, dan krisis lingkungan hidup di basis akar rumput mendesak untuk ditemukannya solusi aktual dan implementatif.

Sedangkan Guru Besar ketiga Prof Dr Ir Nur Edy Suminarti MS dalam orasi ilmiahnya mengangkat mengenai Metode PM-BWEB Untuk Pengembangan Tanaman Talas Dompol di Lahan Kering. Menurutnya Umbi talas sebagai bahan pangan fungsional, terutama untuk penderita diabet. Tanaman talas dompol biasanya ditanam petani pada awal musim penghujan dengan mengikuti budaya lokal menggunakan sistem kalender pranoto-mongso tradisional (PMT).

Guru Besar yqng keempat, Prof Dr Wuryan Andayani CA CSRS CSRA. Ia mengangkat Octuple Bottom Line (OBL) Sebagai Instrumen Untuk Mendukung Terciptanya Keberlanjutan Kesejahteraan Bumi dan Manusia. Menurutnya Model keberlanjutan OBL merupakan sinergi dari Sustainable Development Goals, Triple Bottom Line (People, Planet, Profit/3P) dan Pentuple Bottom Line (2P, Phenotechonology, Prophet).

Pembangunan tidak hanya difokuskan pada pencapaian ekonomi, tetapi harus memperhatikan delapan pilar pembangunan berkelanjutan lainnya. Nilai-nilai Octuple Bottom Line yang merupakan delapan pilar Pembangunan berkelanjutan meliputi people, planet, profit, phenotechnology, prophet, power, peace-loving dan partnership.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry