Cak Imin (tengah) didamping mantan Menaker Hanif Dhakiri. (FT/IST)

JAKARTA | duta.co – Koordinator Center for Budget Analysis (CBA), Jajang Nurjaman terus memantau kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menangani kesaksian Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait terkait kasus suap proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan ‘nyanyian’ Musa Zainuddin.

“CBA berharap datangnya Cak Imin ini bukan sekedar formalitas guna meredakan kegeraman publik. KPK harus terbuka ke publik terkait pemeriksaan Muhaimin Iskandar. Di mana pemeriksaan Muhaimin ini, harus dikonfrontir dengan data dan fakta yang dimiliki Musa Zainuddin, agar jelas ke mana uang Rp6 miliar itu mengalir. Dan, tentu ini harus ditelusuri dengan serius oleh KPK,” jelas Jajang Nurjaman kepada duta.co, Rabu (29/1/2020).

Menurut Jajang, jangan sampai kasus ini (nyanyian Musa) selesai hanya sampai sini, selesai dengan kedatangan Cak Imin ke KPK. “Publik ini terus menunggu, bagaimana KPK mengungkap kasus ini agar terang-benderang, khususnya dugaan keterlibatan Cak Imin sebagaimana disampaikan Musa,” tegasnya.

Apalagi, seperti diberitakan Majalah Tempo, Musa Zainuddin sendiri telah menyerahkan duit pemberian seorang kiai (Kiai Ghofur), dan itu merupakan titipan dari petinggi partai. Semua terekam dalam CCTV Lapas. Duit itu harus diungkap, siapa pemiliknya. “Publik menunggu itu,” tambahnya.

Cak Imin Jawab: Tidak Benar

Pemeriksaan di KPK, ternyata belum menjawab ‘nyanyian’ Musa. Cak Imin saat dikonfirmasi mengenai hal ini, membantah pernyataan Musa. Dia menegaskan tidak ada aliran dana terkait kasus suap proyek Kementerian PUPR yang mengalir ke PKB maupun kepada dirinya.

“Tidak benar,” jawabnya singkat kepada wartawan, Rabu (29/1/2020).

Kepada wartawan, Cak Imin menekankan, bahwa, KPK memeriksa dirinya sebagai saksi dalam penyidikan kasus suap proyek di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Ia diperiksa untuk melengkapi berkas penyidikan tersangka Direktur dan Komisaris PT Sharleen Raya (JECO Group), Hong Arta John Alfred.

Jajang Nurjaman sendiri sejak awal bertekad untuk mengawal kasus ini. Ia mewanti-wanti agar KPK tidak seperti ayam sayur. Loyo menghadapi pimpinan parpol. Karena itu, KPK harus didorong, dikembalikan seperti dulu.

“Jangan dibiarkan. Kita susun rencana untuk penguatan KPK. Secepatnya kami akan mendatangi KPK, mendorong agar lembaga ini punya nyali,” demikian disampaikan Jajang Nurjaman Selasa (28/1/2020). (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry