SURABAYA | duta.co – Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Keuangan menggelar konferensi pers APBN KiTa Regional Jawa Timur hingga 31 Maret 2024, di Aula BDK Malang dan melalui Zoom Meeting. Konferensi tersebut menyoroti sinergi implementasi kebijakan fiskal antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Pada Triwulan IV-2023, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 4,69%, memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi 24,99% secara regional dan 14,22% secara nasional dari total PDB Indonesia. Meskipun demikian, terjadi perlambatan dibandingkan Triwulan sebelumnya.

Sementara itu, sektor ekspor dan impor melalui Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan, dengan ekspor bulan Februari 2024 naik 10,60% (y-on-y) dan impor tumbuh 27,92% (y-on-y). Inflasi bulan Maret 2024 sebesar 3,04%, dipengaruhi oleh kenaikan harga beras.

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur mencapai titik tertinggi dalam empat tahun terakhir, dengan 28.015 kunjungan pada bulan Februari 2024. Wisman didominasi oleh wisatawan dari Malaysia, Tiongkok, dan Singapura.

Sementara itu, nilai tukar nelayan mengalami kenaikan, sedangkan nilai tukar petani mengalami penurunan pada bulan Maret 2024.

Realisasi APBN Regional Jawa Timur mencapai Rp62,6 triliun atau 22,5% dari target, dengan belanja negara terserap sebesar Rp33,11 triliun atau 25,71% dari pagu belanja negara. APBN Jawa Timur mencatat surplus hingga Rp29,5 triliun atau 19,73% dari target.

Realisasi APBD Konsolidasian Jawa Timur hingga Maret 2024 mencapai Rp28,93 triliun atau 22,8% dari target, dengan surplus mencapai Rp12,91 triliun.

Taukhid, S.E., M.Sc.IB., M.B.A., yang merupakan lulusan S2 Universitas Gadjah Mada, mengatakan, “Di triwulan pertama serapan belanja sdh melebih target lebih dari 25 persen. Rinciannya sepanjang Januari kita di atas 3 persen, Februari sekitar 10 persen, dan Maret di atas 12 persen. Jadi belanja menumpuk di akhir tahun sudah tidak berlaku, semoga nanti di ujung tahun kita bia smooth belanjanya,” ungkapnya, Sabtu, (27/4/2024).

Dia juga menyoroti pertumbuhan penghimpunan penerimaan negara, “Dari sisi pajak misalnya, telah tercapai realisasi sebesar 22,5 persen atau Rp27,26 Triliun dari target Rp122,36 Triliun. Sedangkan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai 22,03 persen atau Rp33,4 Triliun dari target Rp152 Triliun, dan realisasi PNBP mencapai 35,62 persen Rp1,91T dari target Rp5,37 Triliun.”jelasnya

“Dalam hal realisasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyaluran mencapai Rp8.980,45 Miliar kepada 206.681 Debitur, terdiri dari penyaluran KUR sebesar Rp8.812,86 Miliar kepada 167.467 debitur, UMI sebesar Rp167,58 Miliar kepada 39.214 debitur. Penyaluran KUR tumbuh positif dengan jumlah debitur KUR meningkat 22,82% dan nilai nominal KUR juga mengalami peningkatan sebesar 69,08%,” tambahnya. (gal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry