Direktur RSU dr Soetomo, dr Jono Wahyuhadi mencoba mengoperasikan Robot Tomo dari smartphone di pelataran parkir RSU dr Soetomo, Rabu (20/5/2020). DUTA/endang

SURABAYA l duta.co – RSU dr Soetomo menerima bantuan robot yang diberinama Tomo untuk distribusi obat dan makanan ke pasien Covid-19.

Robot itu diserahkan langsung pengusaha emas Heru Budi Hartono yang diterima Direktur RSU dr Soetomo, Dr dr Joni Wahyuhadi,  Rabu (20/5/2020).

Robot Tomo ini mirip dengan Raisa buatan ITS dan RS Unair. Di mana robot ini membantu para tenaga kesehatan (nakes) agar tidak terlalu sering berinteraksi dengan pasien. Terutama untuk mengantar obat, makanan, baju dan perlengkapan pasien lainnya.

Dr Joni mengaku, ini baru pertama kalinya RSU dr Soetomo menerima bantuan robot. Dan tentu robot ini sangat membantu karena pihaknya sudah memesan pihak ITS agar bisa mendistribusikan robot Raisa ke RSU dr Soetomo.

“Ya jelas membantu, untuk mengurangi interaksi. Kalau menghilangkan interaksi sama sekali jelas tidak mungkin. Karena dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya tidak bisa digantikan dengan robot,” jelas dr Joni.

Robot Tomo ini dipesan pemilik perusahaan PT Hartono Wiratanik itu secara khusus dengan kendali dari smartphone. Dr Joni sempat mencoba mengoperasionalkannya. “Wah luar biasa. Teirma kasih,” kata dr Joni.

Ada empat robot yang disumbangkan untuk rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia Timur itu. “Kita akan taruk di ruang isolasi. Karena ruang isolasi kita selalu nambah akibat pasien yang juga terus bertambah setiap harinya,” jelasnya.

Bos Hartono Wiratanik, Heru Budi Hartono mengaku memberikan Robot Tomo ini karena merasa prihatin semakin banyaknya nakes yang terpapar Covid-19.

Bahkan ada yang meninggal. “Dengan robot ini bisa mengurangi interaksi seperti yang dikatakan dr Joni,” katanya.

Selain Robot Tomo, Hartono Wiratanik juga menyumbang alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan.

Sementara itu Komunitas Mini Cooper, PT Evergreen dan Graha Family juga memberikan bantuan APD ke rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu.

APD yang diberikan berbagai macam. Bahkan komunitas ini membeli peralatan medis dari luar negeri berupa transport ventilator. “Secara simbolis sudah kami serahkan, tapi barangnya baru tiba akhir Mei,” ujar perwakilan komunitas, Hadi Sumarsono.

Sumbangan komunitas itu selain transport ventilator, 10 ribu masker, 55 galon sanitizer, 4 ribu sarung tangan, ribuan hazmat dan shoe cover.

“APD yang produk lokal tak tersedia, kami harus impor. Dan harus bersabar untuk mendapatkannya. Beruntung pemerintah membebaskan bea masuk dan pajaknya,” ungkapnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry