LSM Saroja, usai rapat dengar pendapat antara Komisi B, PD Pasar Joyoboyo dan LSM Saroja di ruang Sidang DPRD Kota Kediri.(FT/Budi Arya)

KEDIRI | duta.co – Retribusi parkir dan pengelolaan sewa Los/Lapak di 9 pasar milik Pemerintah Kota Kediri dinilai semrawut. Bahkan, ada dugaan kebocoran pemasukan yang nilainya mencapai Rp 12 miliar.

Hal itu disampaikan Supriyo, ketua dewan pengawas LSM Saroja, usai rapat dengar pendapat antara Komisi B, PD Pasar Joyoboyo dan LSM Saroja di ruang Sidang DPRD Kota Kediri, Rabu (08/05/204).

Menurut Supriyo, ada gangster yang puluhan tahun sudah menguasai PD Pasar. Bahkan, kata dia, gangster ini lebih kuat dari DPRD.

“Saya apresiasi karena teman-teman komisi B menjanjikan akan membentuk pansus,” ujar Supriyo kepada wartawan usai RDP.

Supriyo menyebut, perlu dilakukan reformasi total di internal PD Joyoboyo. Menurut dia, untuk bisa mencegah penyimpangan dan kebocoran, DPRD dengan kewenangannya dapat membuat peraturan yang konkret dalam proses legislasi.

“Kita tidak berbicara pada penyimpangannya, karena itu sudah masuk ke ranah hukum dan telah dilaporkan oleh adik-adik saya tiga LSM di Polda Jatim,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Kediri Erita Dewi menyampaikan, pihaknya akan segera menjadwalkan Pembentukan Pansus.

“Pansusnya bulan depan, nanti kita akan jadwalkan. Selain itu, kita akan mengajukan usulan Raperda, karena memang Perumda pasar Kota Kediri perlu adanya perbaikan secara internal maupun eksternal,” kata Erita ketika dikonfirmasi awak media.

Diakui Erita, pada awal menjabat sebagai anggota DPRD pada 2019 lalu komisi B DPRD kerap melakukan RDP dengan PD Pasar. Bahkan kata dia, hampir setiap bulan sekali.

“Kalau setahun terakhir memang belum (melakukan RDP untuk Evaluasi PD pasar). Karena dulu memang pasar ini punya masalah yang sangat berat, ibarat penyakit itu penyakit kanker yang stadium 4. Memang sudah ada perbaikan tapi belum maksimal,” terang Erita.

Yang sangat krodit saat ini, kata Erita, yakni retribusi parkir dan retribusi untuk kios. Tarif parkir yang diterapkan dinilai terlalu mahal. Akibatnya, pasar menjadi sepi.

“Sebagai contoh, makan nasi pecel di dalam pasar 6000 atau 7000, parkirnya 5.000 jadi 12.000. Kalau di luar kan cuma 7.000. Kemudian naik motor, awalnya dulu cuma1.000 sekarang naik. Dulu orang mampir ngelihat-lihat barang itu kan enggak bayar, sekarang bayar kan, makanya sekarang pasar jadi sepi,” imbuh Erita.

Merespon masukan dan usulan anggota Dewan dan peserta RDP, Djauhari Luthfi, Direktur Utama PD Pasar Joyoboyo mengatakan, pihaknya bakal melakukan konsolidasi internal.

Terkait dengan dugaan kebocoran pemasukan yang terjadi di PD Pasar Joyoboyo, Lutfi menyebut, pihaknya sudah menempatkan checker untuk mengantisipasi. PD Pasar.

Disamping itu, kata dia, pihaknya juga mempunyai satuan pengendali internal (SPI) yang melakukan pengawasan.

“Sebagai antisipasi, kami tahun ini insyaallah akan ada digitalisasi. Sudah dalam rencana bisnis 2024-2028,” ucap Luthfi

Meski begitu Luthfi mengakui, tidak bisa 24 jam memantau karyawannya yang menarik retribusi parkir.

“Tapi kalau ada karyawan kami yang melakukan sesuatu di luar sop maupun di luar ketentuan akan kami proses. kalau memang itu berkaitan dengan pidana APH (aparat penegak hukum) yang melakukan, tapi kalau istilahnya non pidana nanti kami yang melakukan tindakan,” tutupnya.(bud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry