Dokter ahli bedah National Hospital dr Iwan Kristian, SpB KBD. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co– Operasi potong lambung atau Bariatrik kini semakin digemari masyarakat yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas.

Cara ini dianggap efektif dan cepat menurunkan berat badan. Namun tidak semua pasien bisa melakukannya. Selain pasien harus punya komitmen, punya uang cukup untuk membayar rumah sakit, dokter juga memiliki aturan dan tata cara untuk bisa melakukan operasi ini.

Dokter ahli bedah dari National Hospital, dr Iwan Kristian, SpB KBD, mengatakan operasi potong lambung memang cara paling gampang dan instan untuk mengatasi obesitas.

“Tapi namanya operasi pasti ada risiko, ada tata caranya,” ujarnya saat bincang dengan media di National Hospital, Selasa (7/5/2024) sore.

Dokter tidak akan serta merta melakukan operasi. Namun ada prosedur awal yang harus dilakukan. Dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan lengkap. Pemeriksaan jantung yang utama. Dari sana akan diketahui apakah obesitas itu karena pola makan atau karena ada penyakit tertentu.

Dokter lebih dulu juga akan melakukan diskusi dengan pasien. Pasien juga harus memiliki komitmen untuk mengatur dan menjaga pola makan setelah dilakukan bariatrik. “Tanpa komitmen tidak akan bisa berhasil,” tukas dr Iwan.

Selain itu tidak semua pasien bisa melakukan bariatrik. Biasanya kondisi obesitas morbid kelas 3. Atau juga kondisi BMI (body mass index) lebih dari 40.

Juga akan dilihat apakah walau pasien mengalami obesitas 1 dna 2 namun karena mengalami kondisi tertentu misalnya sakit kaki, hipertensi dan sebagainya, maka bisa dilakukan bariatrik.

“Walaupun pasien tidak mengalami semua kondisi itu namun dia ingin melakukan bariatrik maka kami akan berpegang pada hak pasien untuk melakukannya,” jelas dr Iwan.

Pasca Operasi

Pasien yang melakukan operasi bariatrik ini, dokter akan melakukan potong lambung sebanyak 80 persen. Hanya tersisa 30 persen untuk menampung makanan.

Biasanya di 10 hari pertama setelah operasi, dengan mengonsumsi makanan cair. Di 10 hari kedua mulai makanan padat dengan aturan tertentu dan dihitung kebutuhannya. “Biasanya kita akan komitmen untuk membatasi karbohidrat. Karena karbo itu cepat sekali membuat bert badan naik,” tukasnya.

Di satu tahun pertama pasca operasi, pasien biasanya akan kehilangan 30 persen berat badannya. Di tahun kedua akan kehilangan 50 persen dari berat badan sebelum operasi.

“Biasanya pasien itu akan merasa kenyang setelah operasi. Lima sendok nasi saja katanya sudah kenyang. Di situ pasien akan kita pantau untuk bisa terus menjaga pola makan,” tuturnya.

Jika pasien tidak bisa menjaga makan, maka lambung yang tersisa 20 persen itu bisa kembali membesar dan akan membuat masalah obesitas kembali pada pasien. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry