PASURUAN | duta.co -DPRD Kota Pasuruan akhirnya bentuk panitia khusus (pansus) tol Gempol-Pasuruan yang berada di Tembokrejo, Kota Pasuruan. Pembentukan dengan agenda memilih ketua Pansus dan membahas perencanaan kerja Pansus ke depan, ternyata sebelum di dog, berjalan cukup alot. Bahkan terjadi argumentasi panjang diantara anggota Pansus yang telah terbentuk.
Tak hanya itu, meski telah sah dibentuk, namun masih ada ganjalan-ganjalan yang terjadi, lantaran ada beberapa anggota pansus yang enggan membahas program kelanjutan pansus yang sudah disahkan itu.
Dari anggota pansus dari semua fraksi tersebut, bejumlah 15 orang anggota. Karena beda pendapat, anggota berkurang 4 orang karena disinyalir terkait terkendala kepentingan lainnya.
Sayangnya pembahasan program pansus tol yang sempat berjalan alot itu diwarnai adu mulut. Meski demikian tak menimbulkan adu fisik. Untuk menyelesaikannya, ada beberapa anggota Dewan meminta dihadirkan polisi agar tidak merembet ke adu fisik. Beberapa anggota Polres Pasuruan Kota yang datang ke gedung Dewan, akhirnya balik kanan setelah persoalan pembahasan program ditunda.
Muhammad Sodiq, Anggota Komisi III DPRD Kota Pasuruan mengatakan, beberapa data anggota pansus tol sudah terkumpul, dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota pansus telah ditentukan dan sah terbentuk. Dikatakan selanjutnya, jumlah anggota pansus yang terkumpul saat ini sekitar 11 anggota.“SK sudah turun dan pansus sah telah terbentuk,” papar Sodiq, saat dihubungi Selasa (20/3/2018).
Dalam pembentukan pansus ini, semua anggota pansus akan membuat rencana kerja untuk menuntaskan permasalahan tol yang berada di Tembokrejo, Kota Pasuruan. Dibentuknya pansus untuk menjembatani keluhan warga yang tak menginginkan adanya jembatan (fly over), juga kompleksitas permasalahan proyek Tol Gempas seksi 3A ini, yang dugaan adanya permainan dalam pembebasan lahan. (dul)
