SYL dan Surya Paloh: Keterangan foto detik.com (IST)

JAKARTA | duta.co – Menyimak reaksi publik, terkait kelakuan mantan Politisi NasDem ini, sungguh kelewatan. “Ini iblis berwujud manusia. Benar-benar bejat bin jahat!!! Rakyat puas disogok Bansos dan BLT,” demikian akun @BANG EDY CHANNEL di youtube.com, terlihat duta.co, Rabu (1/5/24).

Masih kata Bang Edy, beberapa kali sidang digelar untuk mengadili kasus dugaan korupsi mantan Menteri Pertanian RI, lengkapnya Prof Dr H Syahrul Yasin Limpo, SH, MSi, MHS atau SYL, kita disuguhkan fakta yang, benar-benar membuat rasa sakit hati.

“Sidang berkali-kali, terbaru Senin (29/4/24). Kembali diungkap orang yang mengurus keperluan rumah tangga SYL. Ternyata, uang negara yang dikumpulkan dari pajak, sumber daya alam, bahkan utang dipakai untuk urusan yang tidak ada kaitannya dengan negara,” tambah Bang Edy.

Bagaimana dia dengan enaknya menggunakan uang negara untuk membayari keperluan pribadi, istri, anak dan cucunya. Bayar parfum, kacamata, minuman online, pesta ultah, sunatan cucu, café untuk cucu, skin care istri anak cucu, bayar biduan, dll.

“Ini benar-benar pejabat jahat bin laknat. Masihkah kita percaya parpol dan politisi?,” tanya Edy Mulyadi, wartawan yang tergabung dalam Forum News Network (FNN) ini.

Bagaimana dengan NasDem?

Bendahara Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Sahroni memastikan pihaknya akan mengembalikan aliran dana Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang didapat dari hasil memeras anak buah di Kementan Pertanian.

Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), sebagaimana diunggah detik.com menilai harusnya NasDem mengembalikan itu sejak awal penyelidikan. “Semestinya NasDem mengembalikan sejak waktu masih penyelidikan atau maksimalnya penyidikan di KPK kalau memang niat mau mengembalikan,” kata Koordinator MAKI, Boyamin Saiman, saat dihubungi, Rabu (28/2/2024).

Namun demikian, Boyamin menilai wajar NasDem tidak mengembalikannya sejak dahulu. Karena, menurutnya, sumbangan Rp 40 juta dari SYL itu terlalu kecil untuk sekelas menteri.

“Tapi ya memang bisa saja partai NasDem itu kan punya beberapa menteri, dan selevel menteri nyumbang Rp 40 juta itu terlalu kecil, dan juga tidak mungkin untuk meminta keterangan ini duit bersih atau duit panas, kan gitu kan, karena levelnya Rp 40 juta, dan Yasin Limpo itu kan sudah bupati 2 kali, gubernur 2 kali, jadi menteri, rasanya kalau menyumbang partainya yang mengangkat dia jadi menteri Rp 40 juta itu bahkan masih dianggap kecil, jadi begitu,” ucapnya.

Tapi, KPK menyebut Sahroni sudah mengembalikan uang Rp 800 juta yang diberikan SYL ke NasDem. “Informasi yang kami peroleh betul, sudah ada pengembalian Rp 800 juta tersebut,” kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Senin (25/3/2024) sebagaimana diunggah detik.com. Nah, lho?

Bubarkan NasDem?

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh baru-baru ini mengklarifikasi pernyataannya beberapa tahun lalu yang, menyebut bakal membubarkan NasDem jika ada kader yang korupsi.

Pernyataan Surya itu disampaikan 8 tahun silam, tepatnya 3 Juni 2015. Ketika itu, Surya berbicara dalam acara pembekalan calon legislatif (caleg) Partai Nasdem. Dia bilang, tidak akan cuci tangan jika ada kader yang tersangkut kasus pidana.

Namun, Surya menyebut bahwa partainya tak akan cawe-cawe terlalu dalam jika kadernya terjerat kasus korupsi. Surya pun menyatakan akan mengevaluasi keberadaan NasDem seandainya ada kader yang terlibat korupsi.

Jika situasinya demikian, kata Surya, Nasdem tak layak dipertahankan. “Tidak layak Partai NasDem dipertahankan,” katanya di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (3/6/2015), dikutip Tribunnews.com dan Kompas.com.

Koreksi

Namun, belakangan, Surya mengoreksi pernyataannya. Bos Media Group tersebut bilang, pernyataannya kala itu salah dan maknanya berbeda.

Ini Surya sampaikan dalam konferensi pers menanggapi isu kasus korupsi yang menjerat kader Nasdem sekaligus Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. “Enggak demikian meaning-nya. Enggak ada yang lebih tolol dari ketum partai yang mengatakan kalau ada kader partai yang korupsi partai dibubarkan, bodoh dia,” kata Surya di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem, Jakarta Pusat, Kamis (5/101/023).

“Itu saya salah karena memang tidak ada itu. Meaning-nya bukan begitu,” ujarnya.

Dalam pernyataan yang diucapkan medio 2015 itu, Surya mengaku sebenarnya hendak menegaskan semangat antikorupsi yang diusung NasDem. Bahwa Surya ingin kader NasDem tak melakukan tindakan koruptif.

“Makna sesungguhnya bukan begitu. Spirit, semangat kita untuk anti korupsi enggak ada artinya kita ini kalau kader kita hanya bisa melakukan perbuatan-perbuatan tercela. Untuk apa kita punya institusi seperti ini?” ujarnya.

Namun demikian, kata Surya, tak ada yang bisa menjamin kader partai tak akan melakukan perbuatan tercela. Apalagi jika kader tersebut sebenarnya merupakan penyusup. Oleh karenanya, Surya mengoreksi pernyataannya. Bahwa dia tidak akan membubarkan NasDem karena ada satu atau dua kader yang melakukan korupsi.

“Pada anak-anak negeri ini yang datang dengan penuh cita-cita, idealisme, pengabdian, berjuang bersama dalam satu partai harus menjadi korban karena satu dua orang yang tidak tepat, itu tidak benar,” kata Surya. “Jadi intinya saya mengoreksi, bukan itu sesungguhnya,” tuturnya sebagaimana kompas.com.

Alamaaaak! Itulah politik. Apa lupa, bahwa, Gusti Allah Tidak Tidur! Wallahu’alam bishawab. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry